Jakarta (ANTARA) - Mantan juara bulu tangkis asal China Han Aiping tutup usia pada usia 57 tahun karena kanker paru pada Rabu malam waktu Beijing, seperti dilansir sina.com.
Han yang lahir pada 1962 bergabung dengan tim nasional China pada usia 16 tahun, dan memenangi gelar kejuaraan dunia tunggal putri pada usia 17 tahun.
Sayangnya, saat berada di puncak kariernya, ia didiagnosa menderita Hyperthiroidsm (memiliki hormon thyroid yang berlebihan). Akibat penyakit tersebut, ia harus beristirahat dari bulu tangkis selama dua tahun.
Setelah pulih dari sakitnya pada September 1982, ia mampu bangkit untuk menjadi juara kedua kompetisi tunggal putri nasional China. Setahun kemudian, ia memenangi gelar Japan Open, peringkat kedua turnamen Kejuaraan Dunia, dan memenangi gelar tungal putri dan ganda putri pada Piala Dunia Bulu Tangkis.
Pada 1989, ia memenangi delapan gelar tunggal dan lima gelar ganda di Kejuaraan Dunia, merupakan salah satu senjata China untuk tampil sangat dominan di Piala Uber 1988 .
Pada Piala Uber tersebut, Han sempat berhadapan dengan legenda bulu tangkis Indonesia Susi Susanti yang masih berusia belia. Saat itu Susi menggenggam keunggulan 11-8 pada set pertama, serta sempat memimpin 10-5 pada set kedua. Namun Han yang unggul pengalaman mampu membalikkan keadaan dan berbalik memimpin 12-11. Pada set ketiga, Susi lagi-lagi sempat memimpin 9-5 sebelum kemudian Han menyusul dan mengamankan kemenangan 12-11.
Sayangnya, Han kembali dihantam penyakit serius pada 2016, yakni kanker paru. Han sempat berjuang melawan penyakitnya itu sebelum harus berpulang pada 2019.
Baca juga: PBSI : Jumlah sentra bulu tangkis di Indonesia perlu diperbanyak
Baca juga: Kemenangan tim bulu tangkis Indonesia di Rusia bagian dari diplomasi
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019