Surabaya (ANTARA News) - Tersangka Verry Idham Henryansah alias Ryan (34) yang membunuh 11 orang di Jombang dan Jakarta kembali menjalani pemeriksaan menggunakan alat uji kebohongan (lie detector) selama 11 jam. Uji kebohongan yang melanjutkan pemeriksaan yang sudah dijalani sehari sebelumnya itu berlangsung di gedung Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim sejak pukul 07.15 WIB hingga pukul 18.15 WIB. Namun, belasan jurnalis yang menunggu sejak pagi akhirnya dikecoh Ryan, karena tersangka tidak keluar dari pintu depan gedung Labfor Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim, namun keluar lewat pintu samping (sisi barat). Hal itu membuat sebagian jurnalis tidak dapat memotret Ryan, sehingga para jurnalis itu berlarian ke gedung Direktorat Reserse Kriminal (Direskrim) Polda Jatim yang berjarak sekira 100 meter, karena Ryan ditahan di gedung itu. "Mohon maaf, saya minta waktu untuk mendalami hasil pemeriksaan. Kami harus ekstra hati-hati untuk menganalisanya. Mohon maaf, kami belum dapat mengekspose hasilnya, tapi nanti secepatnya akan kami informasikan bila sudah selesai," kata Kepala Labfor Polri Cabang Surabaya Kombes Pol Bambang W Suprapto. Ketika dikonfirmasi saat jeda pemeriksaan Lie Detector untuk Ryan sekira pukul 12.00 WIB, Bambang mengatakan Ryan akan diberi 30 pertanyaan seputar motivasi melakukan pembunuhan dan kemungkinan ada keterlibatan tersangka lain. "Sehari sebelumnya (4/8), kami mengajukan 10 pertanyaan dan saat ini (5/8) ada 20 pertanyaan. Untuk selanjutnya (6/8), ayah Ryan akan diperiksa dan Ryan juga diperiksa lagi, karena itu kami belum dapat mengekspose karena semuanya akan dianalisa," katanya. Namun, katanya, menjelang istirahat, Ryan sempat labil emosinya. "Dia sempat tanya Noval (pacar), padahal sebelumnya ada kesepakatan untuk tidak menanyakan Noval, karena dia pasti dipertemukan dengan Noval di gedung Ditreskrim Polda Jatim saat istirahat," katanya. Sekira pukul 15.00 WIB, ayah Ryan, Sodiqun, datang ke gedung Labfor Polri Cabang Surabaya, namun dia juga bungkam saat ditanya wartawan. Menurut Direktur Reserse Kriminal (Reskrim) Polda Jatim Kombes Pol Rusli Nasution, hasil Lie Detector itu bermanfaat untuk bahan penyidikan tersangka selanjutnya. "Uji kebohongan itu tidak selalu hanya untuk kasus besar tapi kasus kecil juga bisa, karena tujuannya untuk menguji kebenaran keterangan tersangka," katanya. Tersangka Ryan diketahui membunuh 11 orang, yakni Aril Somba Sitanggang (Malang, Jatim), Vincentius Yudhi Priono (Wonogiri, Jateng), dan Guruh Setio Pramono (Nganjuk, Jatim). Ketiganya sudah diserahkan ke keluarga masing-masing. Selain itu, Graddy (Jakarta/marga Tambunan, Manado), Agustinus alias Wawan (28), Muhammad Akhsoni alias Soni (29), Zainal Abidin alias Zeki (21), Nanik Hidayati (23) dengan anaknya Silvia Ramadani Putri (3), dan Mr X. Sebelumnya, Ryan membunuh dan memutilasi teman dekatnya Heri Santoso hingga tujuh potongan di Depok, kemudian dibuang di Jl Kebagusan, Jakarta dan terungkap pada 12 Juli 2008. Kasus mutilasi itu akhirnya mengarah ke pembunuhan di Jombang. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008