Jakarta (ANTARA News) - Enam helikopter MI-17 buatan Rusia segera tiba di Indonesia untuk memperkuat kebutuhan udara TNI Angkatan Darat (AD), meski masih ada persoalan hukum dalam pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) senilai sekitar 35,2 juta dolar AS itu.
"Meski masih ada masalah keuangan dalam pembeliannya, tetapi sesuai perjanjian enam helikopter MI-17 akan tiba tahun ini," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, meski begitu pemerintah tetap mengkaji dan menyelesaikan masalah dana terkait pengadaan helikopter angkut tersebut.
"Kita akan kaji, apakah hilang atau masih bisa kita kejar," kata Juwono.
Menhan mengemukakan, dasar untuk melanjutkan pengadaan helikopter tersebut adalah kebutuhan taktis operasional bagi TNI AD terutama untuk mengangkut personel.
"Dari segi taktis, helikopter tersebut sangat fleksibel untuk memindahkan banyak personel dalam waktu singkat ke daerah sasaran," ujarnya.
Pengadaan enam helikopter MI-17 dari Rusia diduga mengandung tindak pidana korupsi yang merugikan negara sekitar 3,24 juta dolar AS.
Dalam perkara tindak pidana korupsi dalam pengadaan MI-17, penyidik Kejagung sebenarnya sudah menetapkan tersangka dari kalangan sipil berinisial AK (Direktur Inti Sarana Bina Sakti) selaku kuasa Putra Pobiagan Mandiri dan Swift Air & Industrial Supply, perantara pemasok helikopter MI-17.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008