Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur Satrio Nurseno mengatakan cuaca di sekitar lereng Gunung Arjuno pada Kamis (17/10), cenderung berkabut dan mendung, sehingga operasi penyiraman air belum bisa dilakukan.
"Cuaca mendung tebal, sehingga operasi water bombing belum bisa dilakukan," kata Satrio, saat dikonfirmasi dari Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.
Satrio mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima dari Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, luas areal yang terbakar sejak Kamis (10/10) mencapai 850 hektare.
Baca juga: Pemadaman api Gunung Arjuno datangkan helikopter "water bombing"
Kebakaran tersebut berawal dari Blok Curah Sriti dan Blok Pusung Lembu, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, yang kemudian merambat ke wilayah lainnya akibat hembusan angin yang cukup kencang.
Satrio menjelaskan, saat ini, kondisi yang di wilayah Gunung Arjuno sudah mulai kondusif. Api sudah mulai padam, namun masih perlu dilakukan pembasahan areal supaya bara api yang ada di dalam tanah benar-benar padam.
"Kondisinya sudah tidak seperti kemarin, api sudah padam, namun kami harus mengantisipasi bara api, sehingga perlu dilakukan pembasahan," ujar Satrio.
Baca juga: Pemprov minta bantuan BNPB padamkan karhutla Arjuno
Satrio menambahkan, operasi water bombing menggunakan helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertipe MI8-MTV dengan nomor registrasi RDPL-34260 tersebut, akan bersiaga kurang lebih satu minggu sejak kedatangannya di wilayah Malang.
"Operasi water bombing akan dilakukan sesuai kebutuhan, kurang lebih tujuh hari. Tidak ada kendala lain dalam operasi ini, kecuali faktor cuaca," kata Satrio.
Berdasarkan data dari Tahura Raden Soerjo beberapa waktu lalu, pelaksanaan operasi water bombing akan dilakukan untuk wilayah Kabupaten Pasuruan pada titik api Garotan, Putuk Dali, Curah kebon, dan Tung Medot.
Sementara untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, titik api ada di Putuk kencur, Kukusan, dan Kali Jarak.
Baca juga: Kebakaran Gunung Arjuno mulai terkendali
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019