Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai Bank Indonesia (BI) hanya mementingkan pengendalian inflasi dan cenderung mengabaikan sektor riil dengan keputusannya menaikkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 9 persen. "Kenaikan BIB Rate merupakan bukti bahwa BI tidak mau ambil resiko dalam mengendalikan laju inflasi," ujar Hidayat di Jakarta, Selasa. Menurut Hidayat, kenaikan BIB Rate bakal mendorong biaya pinjaman yang ditanggung kalangan dunia. "Kalau begini, "lending rate" bisa naik menjadi 20 persen," katanya. Dengan demikian, tambahnya, pengusaha kini akan semakin sulit mendapatkan kredit perbankan akibat kebijakan uang ketat yang tengah dijalankan BI. Oleh karena itu, tambahnya, pemerintah diharapkan mampu meredam gejolak inflasi tanpa harus selalu mengandalkan instrumen kenaikan suku bunga. "Kita berharap BI rate ditahan pada posisi saat ini hingga akhir 2008," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008