Kudus (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencanangkan pemberian tablet zat besi atau tambah darah bagi perempuan pekerja sebagai salah satu upaya agar pekerja di Kudus terbebas dari berbagai serangan penyakit, Kamis.
Pencanangan pemberian tablet tambah darah ditandai dengan ratusan perempuan pekerja di sektor pabrik rokok di Kudus minum bersama tablet penambah darah, Kamis.
"Salah satu ancaman bahaya kesehatan merupakan kekurangan zat besi. Dan anemia atau kekurangan darah merupakan gejala umum yang terjadi dan sering menimpa pekerja perempuan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Djoko Dwi Putranto pada pencanangan gerakan Perempuan Pekerja Sehat dan Produktif dan Pemberian Tablet Zat Besi, di gudang produksi rokok PT Nojorono Tobacco International (NTI), Kaliwungu, Kudus, Kamis.
Pada pencanangan tersebut, terdapat 500-an pekerja perempuan yang mengikutinya dan turut hadir Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kudus Mawar Hartopo dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Baca juga: Ibu Negara kampanye deteksi dini kanker ke perempuan pekerja Cirebon
Ia mengungkapkan tablet zat besi atau yang biasa dikampanyekan sebagai tablet cantik tersebut, jika dikonsumsi secara teratur bisa mengembalikan produktivitas pekerja.
Djoko menjelaskan jumlah pekerja perempuan di Kabupaten Kudus mencapai angka 40 persen dari total seluruh pekerja yang ada dan sebagian besar bekerja di sektor industri rokok.
"Mereka ini aset perusahaan yang harus dijaga. Jika kesehatan mereka terjaga, maka perusahaan juga akan untung," ujarnya.
Selain meningkatkan produktivitas, upaya menjaga kesehatan pekerja perempuan ini juga bisa berdampak positif terhadap penurunan angka kematian ibu dan anak.
"Pekerja perempuan sejak mereka hamil, melahirkan, dan menyusui, haruslah diperhatikan dengan benar. Beri konseling gizi, beri vitamin A, adakan ruang laktasi atau menyusui di pabrik, akan sangat baik hasilnya. Juga bisa mengurangi stunting atau gizi buruk," ujarnya.
Gerakan pencanganan minum tablet cantik ini, kata Djoko, berlangsung serentak di semua perusahaan dan akan berlangsung hingga Desember 2019.
"Semua perusahaan harus mengikutinya. Memberikan tablet penambah darah itu ke pekerjanya. Seminggu sekali diberi tabletnya secara rutin. Nanti setelah Desember 2019 akan dievaluasi," ujarnya.
Zaratun, salah seorang buruh giling mengakui perusahaan sudah membiasakan pekerjanya untuk menjaga pola hidup sehat karena setiap hari juga ada senam, kemudian diberi tahu cara cuci tangan yang baik.
Terkait dengan tablet penambah darah, Zaratun mengaku senang karena rasanya memang enak sekali.
Human Resource Manager PT Nojorono Tobacco International (NTI) Henry Salassa Go mengatakan pekerja di perusahaannya sudah dianggap sebagai keluarga, sehingga semua diperlakukan dengan baik.
"Hal itu, sesuai visi kami untuk menjalankan 'best manage' di perusahaan. Baik itu organisasi, sistem, hingga memperlakukan pekerja dengan baik," terangnya.
Gerakan ini, kata Henry sangat bagus karena membuat pekerja menjadi sehat sehingga akan produktif nantinya. Setidaknya ketika memasuki masa pensiun mereka akan bisa hidup bahagia.
"Kami juga sudah lakukan program lain seperti pemeriksaan IVA test, dan program lain yang berkaitan dengan pekerja perempuan. Termasuk kampanye mengajak mereka lebih hidup sehat. Ķalau satu orang saja melakukan kebaikan, maka dunia ini akan menjadi lebih baik," tegasnya.
Sementara Wakil Ketua TP PKK Kudus Mawar Hartopo mengatakan, pekerja perempuan harus selalu ingat akan kesehatannya karena mereka juga butuh sehat untuk bekerja.
"Kalau sakit nanti tidak bisa bekerja. Pokoknya jangan lupa minum tablet tambah darah. Minumnya yang teratur," pesannya.
Baca juga: 20.000 lebih perempuan pekerja ikuti pemeriksaan IVA
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019