Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Bukopin (BBKP) cenderung menyalurkan kreditnya ke sektor yang lebih aman, walaupun margin yang didapat kecil menghadapi kondisi inflasi dan kecenderungan suku bunga yang tinggi. "Dalam menghadapi kondisi saat ini kita akan mengambil langkah strategis, diantaranya lebih banyak menyalurkan kredit yang memiliki resiko bisnis yang minim, seperti proyek yang dijamin pemerintah, yakni pembiayaan proyek PLTU (pembangkit listrik tenaga uap)," kata Direktur Keuangan BBKP, Tri Joko, dalam acara konferensi pers di Jakarta, Senin. Menurut Joko, proyek yang dijamin pemerintah ini membutuhkan dana yang besar dan bunga yang diminta juga kecil, sehingga NIM (net interest margin)-nya juga kecil. "Walaupun kecil yang penting aman," ujarnya. Namun, kata Tri Joko, lebih fokusnya ke proyek yang dijamin pemerintah ini, tidak berarti merubah "business plan" yang ada. "Kredit komersial sejak dulu sudah dilakukan, karena kondisi saat ini, sehingga hal itu diprioritasnkan," ungkapnya. Pembiayaan PLTU BBKP saat ini dibiayai mencapai Rp2,6 triliun, yakni pembiayan PLTU Teluk Naga dan Pacitan yang berkapasitas 2X30 Mega Watt (MW). "Untuk saat ini belum ada yang baru lagi," tambahnya. Dia juga menegaskan bahwa untuk sektor UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro), seperti KUR juga masih dilanjutkan. KUR BBKP saat ini sudah mencapai Rp530 miliar dengan nasabah sebanyak 1.800-an dan target akhir tahun mencapai Rp870 miliar. Tri Joko juga mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya akan hanya "memanage" kredit yang ada saja. "Pada semester pertama pertumbuhan kredit kita sudah mencapai 31 persen, kita tinggal `memanage` saja," dan menjaganya pertumbuhan itu di semester kedua," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008