Semarang (ANTARA News) - Mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang, Senin (4/8), menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Semarang, menuntut mundur Kepala Dinas (Kadinas) Pendidikan Kota Semarang Sri Santoso."Kami menganggap Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang telah gagal menyelenggarakan pendidikan murah dan terjangkau karena salah satu syarat masuk ke SMP atau SMA negeri di Semarang harus memiliki dana hingga puluhan juta rupiah," kata salah satu orator Apung Widadi.Menurut dia, penyelenggaraan penerimaan peserta didik (PPD) tahun 2008 banyak yang melanggar petunjuk teknis PPD dan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.Peserta aksi yang berjumlah puluhan dan merupakan gabungan dari sejumlah mahasiswa dari Undip, Unnes, Kamda, dan LSM Paham hanya bisa berorasi di depan gerbang pintu masuk kompleks Gedung DPRD Kota Semarang. Selain ditutup rapat, sejumlah petugas kepolisian setempat bersama Satpol PP juga melakukan penjagaan ketat. Meski demikian, aksi tetap berlangsung tertib. Mereka tetap antusias meneriakkan yel-yel menuntut mundur Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang sambil membawa poster bertuliskan "Copot Kadinas Kota Semarang", "Gagal Sekolah Gara-Gara Pungli", "Bangku Kosong Dijual Rp10,5 Juta", dan "Stop Kapitalisme Pendidikan". Selain menuntut mundur Kadinas Semarang, pengunjuk rasa juga mendesak DPRD Kota Semarang segera membentuk panitia khusus hak angket untuk PPD Kota Semarang. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Sri Santoso, ketika dimintai konfirmasi soal tuntutan mundur, mengaku belum mengetahui informasi itu, sambil terburu-buru pergi dan menigggalkan para wartawan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008