Kapasitas kita mencapai 160 ton, namun ekspornya baru 70 ton

Tangerang, Banten (ANTARA) - Indonesia dan China berupaya meningkatkan perdagangan sarang burung walet melalui penandatanganan nota kesepahaman antara China National Agriculture Wholesale Market Association dan dua asosiasi Indonesia.

"Salah satu yang potensial dalam ekspor Indonesia ke China adalah sarang burung walet, dengan kapasitas kita mencapai 160 ton, namun ekspornya baru 70 ton," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Tangerang, Banten, Rabu.

Penandatanganan tersebut dilakukan di sela pameran perdagangan Trade Expo Indonesia 2019 di ICE BSD.

Baca juga: Badan Karantina tegaskan sarang burung walet ekspor bukan dari gua

Pada kesempatan tersebut, Enggar mengajak para pengusaha sarang burung walet di Indonesia melakukan perdagangan dengan cara yang sesuai dan bukan melalui penyelundupan.

"Indonesia dan China sama-sama sepakat untuk ke depan kita hentikan dan menindak tegas penyelundupan itu," ujar Mendag.

Untuk itu, Mendag berharap para pengusaha asal Indonesia mengikuti aturan ekspor yang berlaku, mulai dari memiliki badan hukum usaha, membayar pajak, terdaftar sebagai eksportir, serta memiliki surat persetujuan ekspor.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun menyampaikan penandatanganan tersebut diharapkan bisa mendorong strategi meningkatkan perdagangan yang disepakati kedua negara.

"Jadi, harus dicari bentuk-bentuk kreatif bagaimana kerja sama antarbisnis itu bisa mendorong strategi untuk meningkatkan perdagangan," ujar Djauhari.

Djauhari menambahkan, perdagangan sarang burung walet secara ilegal diyakini semakin berkurang dari tahun ke tahun.

Diharapkan, angkanya terus menurun, sehingga kedua negara dapat menjalin kemitraan dagang yang semakin kuat.

Baca juga: 20 kilogram sampel sarang burung walet diekspor ke Brunei-Thailand
Baca juga: Selama 2019 Kaltim ekspor sarang burung walet 129 ton

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019