Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau sangat tidak sehat karena asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo.

"Meskipun jumlah titik panas turun drastis sejak Selasa (15/10), kualitas udara di tiga provinsi masih pada kategori sangat tidak sehat," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kualitas udara Palembang dinyatakan BMKG pada level berbahaya

Agus mengatakan berdasarkan pengukuran PM 2,5 kualitas udara di Sumatera Selatan berada pada tingkat 195, Jambi pada tingkat 170, dan Riau pada tingkat 160.

Jumlah titik panas yang teridentifikasi di tiga provinsi tersebut sebanyak 158 titik dengan perincian 96 titik di Sumatera Selatan, 52 titik di Jambi, dan 10 titik di Riau.

Jumlah titik panas tersebut dihitung berdasarkan data modis-catalog Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) selama 24 jam terakhir dengan tingkat kepercayaan lebih dari 30 persen.

"Di wilayah Sumatera Selatan, tujuh helikopter bom air beroperasi dengan melakukan 390 kali pengeboman air dengan total air berjumlah 1,5 juta liter," tuturnya.

Data kebakaran hutan lahan BNPB pada Rabu pukul 16.00 WIB mencatat total titik panas di seluruh wilayah Indonesia mencapai 867 titik yang berdampak pada area seluas 328.722 hektare.

Baca juga: BMKG: Kualitas udara di Jambi tidak sehat
Baca juga: Asap kiriman, kualitas udara di Palembang kembali berbahaya
Baca juga: Asap kiriman, kualitas udara di Palembang kembali memburuk

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019