Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan bahwa rekaman pembicaraan pilot dan co pilot AdamAir dengan pengatur lalu lintas udara memang mirip dengan yang asli."Memang mirip, tetapi keotentikannya tidak bisa dibuktikan. Dan senada dengan Menhub Jusman, itu tidak asli," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi kepada pers didampingi Ketua Investigasi Kecelakaan AdamAir 574, Frans Wenas kepada pers di Jakarta, Senin.Penegasan tersebut, terkait pemberitaan pembicaraan yang diduga merupakan antara pilot, co-pilot dan pengatur lalu lintas udara Bandara Hasanuddin, berdurasi 5:38 menit pada pesawat naas itu.Pembicaraan itu sendiri diduga berasal dari kotak hitam (black box) pesawat Boeing 737-300 AdamAir dengan total korban tewas 102 jiwa itu dan juga beredar di internet. Menurut Tatang, pemegang data digital asli rekaman pembicaraan itu dan FDR (Flight Data Recorder)-nya hanya ada di Menteri Perhubungan, Ketua KNKT dan copynya ada di Frans Wenas, Ketua Tim Invetigasi kecelakaan itu. Secara garis besar, kata Tatang, lama durasi pembicaraan data asli selama 32 menit, sedangkan yang beredar itu hanya 5.38 menit. Kemudian, teriakan "Allahu Akbar" yang beredar itu sangat jelas suaranya, sedangkan data asli menunjukkan tidak terlalu jelas. "Agak blur," katanya. Selain itu, dalam rekaman dan transkrip yang beredar, seakan-akan, situasinya hingga ke detik-detik akhir yang diduga pesawat menghunjam laut, sementara data asli menunjukkan, Black Box (FDR dan CVR) sudah tidak berfungsi pada ketinggian 9000 kaki. Namun, begitu Tatang menegaskan, memang tidak menutup kemungkinan data tersebut bocor karena prosesnya sangat panjang dan ada peristiwa terkait, misalnya hilangnya komputer jinjing staf KNKT dan milik investigator. "Black Box-nya dibaca di NTSB Amerika Serikat dan data aslinya ada di sana. Saat ini pun, kotak Black Box masih di kedutaan Indonesia di AS. Namun, di AS kecil sekali kemungkinannya karena mereka punya Act yang ketat," katanya. Kemudian, di Indonesia, server KNKT pun diduga sempat ada jejak dibobol, kemudian satu komputer jinjing milik staf KNKT hilang pada 4 Mei 2007 yang berisi sejumlah data kecelakaan, termasuk AdamAir 574. Tidak hanya itu, dua komputer jinjing milik salah satu investigator KNKT yang berisi data tujuh kecelakaan lainnya dan sebagian AdamAir, ketika mengikuti seminar penerbangan di sebuah hotel Jakarta pada 22 Juli 2008, juga hilang. Oleh karena itu, Tatang menduga ada kemungkinan, data-data itu bocor dan kemudian diolah dan kemudian disebar di internet. Sebelumnya, media massa cetak dan elektronik di tanah air memberitakan, rekaman pembicaraan antara pilot (Captain Pilot) Reffi Agustian Widodo dan Co-pilot Yoga Susanto yang diduga berasal dari kotak hitam pesawat itu. Suasana pembicaraan yang merupakan detik-detik terakhir sebelum pesawat jatuh menghunjam perairan Majene, Sulbar, tersebut sangat mencekam, memilukan dan membuat merinding siapa pun yang mendengar.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008