Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Daerah Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Azirwan mengaku mendapat tekanan dari pihak tertentu ketika memberikan keterangan kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap kepada anggota Komisi IV DPR, Al Amin Nur Nasution.
Azirwan ketika dimintai keterangan sebagai terdakwa di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, Senin, membenarkan bahwa dirinya mendapatkan tekanan sehingga terpaksa membantah bahwa dirinya telah memberikan sejumlah uang kepada Al Amin.
Namun, Azirwan tidak bersedia merinci siapa yang telah menekan dirinya.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Suwardji membenarkan bahwa Azirwan mengaku mendapat tekanan dari pihak tertentu.
"Antara lain tekanan melalui telepon," kata Suwardji merinci pengakuan Azirwan.
Namun, Suwardji juga tidak mengetahui pihak yang memberikan tekanan kepada Azirwan.
Setelah beberapa kali diperiksa dalam tahap penyidikan, akhirnya Azirwan mengaku telah memberikan sejumlah uang kepada Al Amin.
Pengakuan itu sekaligus mengganti keterangan Azirwan sebelumnya. Penggantian keterangan itu dituangkan dalam selembar surat tertanggal 14 Juli 2008 yang juga dibacakan di muka sidang.
Dalam surat itu Azirwan menyatakan dirinya telah mendapat tekanan agar memberikan keterangan palsu.
Azirwan mengaku telah memberikan uang kepada Al Amin Nur Nasution dalam empat tahap.
Pemberian itu terkait dengan upaya alih fungsi hutan lindung di Bintan untuk dijadikan pusat pemerintahan kabupaten Bintan.
Dalam keterangannya, Azirwan membenarkan dirinya telah memberikan uang sebesar Rp100 juta pada 2 Desember 2007 kepada Al Amin untuk kunjungan empat anggota DPR ke India.
Azirwan juga memberikan uang sebesar Rp150 juta kepada Al Amin untuk keperluan kunjungan beberapa anggota Komisi IV DPR ke Bintan.
Selain itu, Al Amin juga menerima uang 150 ribu dolar Singapura dari Azirwan pada 25 Januari 2008. Uang dengan jumlah yang sama juga diberikan kepada Al Amin pada 7 April 2008.
Menurut Azirwan, dirinya masih mengeluarkan uang untuk beberapa keperluan pribadi Al Amin, seperti pelunasan biaya makan dan minum di beberapa hotel. Pengeluaran semacam itu mencapai sedikitnya Rp6 juta.
"Semua pengeluaran itu menggunakan uang saya sendiri," kata Azirwan yang berpenghasilan Rp27 juta per bulan itu sambil menangis.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008