Denpasar (ANTARA News) - Guru Nyoman Santi, ayahnda Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang meninggal dalam usia 94 tahun, akan "diabenkan" (kremasi) di kuburan Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, sekitar 60 km timurlaut Denpasar. Kepala Pusat Informasi dan Humas Depbudpar Surya Dharma, dalam siaran persnya di Denpasar, Senin mengatakan, pengumpul cap darah untuk meraih kemerdekaan RI pada tahun 1945 itu, diabenkan setelah 1,5 tahun jenazahnya dikuburkan. Veteran pejuang kemerdekaan yang meninggal dunia 19 Pebruari 2007 itu, selama ini dimakamkan di pekuburan umum Desa Batur, di tempat kelahirannya. Pengabenan yang akan digelar Rabu (6/8) mendatang, dijadwalkan dihadiri Menbudpar Jero Wacik dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu lainnya. Semasa hidup, almarhum pernah berpesan agar pada pengabenannya nanti harus dilakukan secara massal. Itu sebabnya, pada pengabenan mendatang juga disertakan 137 kerangka jenazah yang lain. Kerangka jenazah sebanyak itu pada umumnya adalah warga yang telah dimakamkan beberapa tahun silam di kuburan yang sama. Guru Nyoman Santi yang terlahir bernama I Nyoman Bakat, menghembuskan nafas terakhir 19 Pebruari 2007 akibat penyakit jantung yang telah cukup lama dideritanya. Menbudpar Jero Wacik yang merupakan anak bungsu dari 12 bersaudara hasil pernikahan almarhum dengan istri keduanya Ni Nyoman Sudiri (alm), namun sebelas di antara saudaranya itu meninggal dunia ketika masih kecil. Semasa hidup, almarhum bersama tokoh masyarakat setempat sempat memprakarsai pelaksanaan ngaben massal, dan ngaben secara bersama-sama itu pertama kali dapat diwujudkan tahun 1963. Ngaben massal itu kini dapat dilakukan secara berkesinambungan sekali dalam dua tahun dan telah menjadi tradisi. Hal itu dimaksudkan untuk menghemat biaya upacara pengabenan yang membutuhkan dana ratusan juta rupiah. "Dengan ngaben massal, semua warga terutama yang miskin akan dapat melaksanakan upacara penghormatan terakhir terhadap leluhurnya," ujar Surya Dharma.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008