Liverpool, (ANTARA News) - Punya nama besar dalam lintas sepakbola tidak juga menjamin hilangnya sisi-sisi magis. Paling tidak fakta ini menerpa salah satu klub elite Liga Premier Liverpool yang justru menganggap kostum pemain bernomor tujuh sebagai tuah pembawa berkat.
Inilah sepakbola yang menyimpan dunia aneka sisi hidup manusia, dari yang nyata, sampai yang magis sekali pun.
Liverpool punya sederet nama pemain legendaris seperti Kevin Keegan, Kenny Dalglish dan Peter Beardsley. Dulu, mereka mengenakan kostum bernomor tujuh. Kini, Robbie Keane coba berlaku sama, demikian diwartakan AFP. Ini tentu tidak dimaksudkan sebagai sekedar aksi gagah-gagahan, tetapi justru mengundang makna.
Sejak kedatangan Keegan di Anfield pada tahun 1970-an, Liverpool mendulang serangkaian kenangan sukses kepada pemain berkostum nomor tujuh. Mereka umumnya tampil sebagai pemain yang dinamis, yang mampu mendongkrak inspirasi tim dalam meraih prestasi tinggi.
Ketika Dalglish, yang disebut sebagai salah satu ikon sepanjang perjalanalan Liverpool, tampil sebagai manajer pada awal 1980-an, ia meneruskan tradisi itu kepada Beardsley. Predikat dilekatkan kepada pemain ini sebagai penyerang yang punya kelas.
Ternyata sebutan itu ada buktinya. Beardsley tampil sebagai salah seorang pemain dalam skuad The Reds yang mampu memenangi gelar Liga Premier pada 1990. Bersama dengan rekan satu timnya John Barnes dan John Aldridge, ia mengobarkan fanatisme di kalangan pendkung Liverpool saat itu. Keane tampaknya jatuh hati kepada sepakbola indah yang diusung oleh Liverpool. Ini yang terus membayangi dan menyemangati dirinya.
Kemudian Rafa Benitez menawarkan kesempatan kepada pemain berusia 28 tahun itu untuk bergabung ke Anfield. Liverpool membandrol Keane senilai 20 juta poundsterling atau 25 juta euro bulan lalu. Keane menyambut gembira tawaran itu. "Ketika tawaran dilontarkan oleh Liverpool, maka ini alasan mengapa saya hadir di sini," kata Keane.
Keane terbilang piawai dengan menunjukkan serangkaian aksi lapangan yang memukau penonton. Ia mampu masuk dalam jajaran pemain dengan jumlah bayaran relatif tinggi. Sejumlah tim elite melirik dirinya, yakni Inter Milan, Leeds dan sekarang Liverpool. Meski Keane tidak pernah menampik penawaran itu.
Sekarang ia menghadapi peluang untuk bergabung bersama klub elite seperti Liverpool. Benitez telah berencana memadukannya bersama Fernando Torres untuk mengakhiri masa paceklik gelar selama 18 tahun yang dialami Liverpool.
Meski diperkut oleh penyerang fenomenal seperti Torres, Liverpool masih mendulang 13 hasil imbang dalam laga musim kompetisi lalu. Kini grafik pemain Spanyol itu tampak menurun.
Keane yakin bahwa ia mampu mendukung daya dobrak Torres di lini depan Liverpool. "Saya striker dan manajer melihat sendiri hal itu ketika berlangsungnya pertandingan," katanya.
"Kami tidak akan berkata yang tidak bersesuaian dengan kenyataan. Fernando begitu prima dalam mengambil bola-bola atas. Saya akan coba saling melengkapi dan saling mengisi," kata Keane. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008