San Francisco, (ANTARA News) - Gelombang kematian ikan lumba-lumba di Northern California telah membingungkan para ilmuwan, dan diduga akan ada lagi hewan mamalia mati yang tersapu ke pantai pada Agustus, kata beberapa peneliti hewan pada Minggu. Sedikitnya 24 ikan lumba-lumba "harbor" telah ditemukan mati dan tersapu ke pantai sejak Mei, demikian keterangan Marine Mammal Center. Meskipun para ilmuwan telah mendiagnosis adanya pneumonia, asphyxiation (sesak nafas karena kekurangan zat asam di dalam darah), trauma, kekurangan gizi dan terpisah dari induk sebagai penyebab kebanyakan kasus kematian, delapan ikan lumba-lumba yang mati masih belum dapat dijelaskan. "Ini adalah waktu setiap tahun saat kita melihat ikan lumba-lumba tersapu ke pantai, itu memang terjadi," kata Jim Oswald, jurubicara bagi Mammal Center di Sausalito, di seberang teluk San Francisco. "Ada tambahan jumlah tahun ini." Para peneliti sedang memeriksa bangkai hewan mamalia laut tersebut untuk mengetahui apakah ikan lumba-luma itu telah keracunan asam akibat ganggang beracun di perairan Pasifik, yang dapat mengakibatkan kerusakan syaraf, seperti kejang, pada mamalia laut, demikian diwartakan Reuters, Pusat tersebut telah mempelajari masalah ganggang beracun sejak 1998, dan mengetahui bahwa singa laut dapat menularkan racun ke janin mereka yang belum lahir. "Kami ingin melakukan penelitian dan melihat apakah mungkin (pada ikan lumba-lumba harbor) -- apakah itu terjadi di sini?" kata Oswald. National Marine Fisheries Services mencatat 13 ikan lumba-lumba mati tahun lalu dan 26 pada 2006. Marine Mammal Center menyelamatkan hingga 800 hewan mamalia laut yang sakit, cedera atau tak memiliki induk setiap tahun di sepanjang pantai California dan mengembalikan semua hewan tersebut ke alam bebas setelah memberikan perawatan. Ikan lumba-lumba harbor, yang memiliki hubungan dengan ikan paus, relatif tetap dekat dengan pantai saat mereka memakan ikan, cumi-cumi dan hewan lain berkulit keras di perairan dangkal. Ikan lumba-lumba itu ditemukan di perairan Pasifik Utara dan Atlantik di lepas pantai Amerika Serikat. Pada 2003, National Marine Fisheries Services menyelidiki 11 ikan lumba-lumba harbor yang terdampar menyusul pelatihan sonar oleh Angkatan Lautdi negara bagian Washington, tapi tak mendapatkan bukti mengenai trauma akustik yang berhubungan dengan operasi itu. Lima hewan tersebut mati akibat trauma atau penyakit, demikian hasil penyelidikan, tapi sisa enam ikan yang mati tak dapat dijelaskan. Tahun lalu, World Wide Foundation dan Whale and Dolphin Conservation Society menyiarkan laporan yang mengatakan naiknya temperatur samudra akibat perubahan iklim menjadi ancaman bagi mamalia laut --akibat kemungkinan peningkatan ganggang beracun di perairan; hingga populasi yang lebih rendah, sumber utama makanan bagi mamalia itu. Itu terjadi selain sejumlah ancaman yang sudah dihadapi bermacam spesies, kata laporan tersebut, akibat polusi hingga penjeratan di jaring penangkapan ikan komersial. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008