Kotabaru, (ANTARA News) - Sejumlah transmigran di Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Kumang-Kumang, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kabupaten Kotabaru di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengancam akan meninggalkan lokasi untuk kembali kembali ke daerah asal di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Salah seorang warga transmigrasi asal Lebak, Rangkas Bitung provinsi Banten mengatakan, keputusan kembali ke daerah asal atas pertimbangan beberapa hal yaitu belum jelasnya lahan usaha dan pekarangan, serta tidak adanya bantuan pupuk dan bibit tanaman. Padahal tanaman yang diusahakan sejak kedatangan Januari 2008 hingga saat ini belum menghasilkan akibat ketiadaan pupuk, katanya pada Senin. "Saat kami datang di Kumang-Kumang, bersama anak dan istri kami langsung menanam padi, kacang tanah dan singkong, tapi sampai sekarang semuanya masih belum menghasilkan sesuai yang diinginkan," ujar seorang warga transmigran yang enggan disebut jati dirinya. Sedangkan tanah hasil pembukaan lahan (land klearing) sudah tidak subur lagi, karena lapisan suburnya telah hilang akibat di dozer dan dibuang untuk menutupi lubang-lubang, dan jurang yang ada di lokasi transmigrasi. Justru tersisa hanya tanah merah/kurang subur bercampur batu. Tanaman yang tumbuh di lokasi tersebut tidak dapat panen jika tidak di pupuk. "Tanaman yang ditanam juga tidak bisa tumbuh dengan baik, seperti singkong yang ditanamnya juga tidak bisa dijual karena tidak berisi. Belum lagi masalah hama, beberapa jenis hama seperi babi, jangkrik, bajing, tupai dan tikus turut menghancurkan lahan tamanan," katanya. Jika kondisi seperti terus berlangsung, bagaimana nasib para transmigran tersebut, menurut beberapa orang warga transmigran lainnya yang berasal dari Jawa Barat dan Serang Banten kemungkinan mereka akan kembali ke tempat asalnya, karena jika berada di UPT tersebut akan kelaparan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, transmigrans tersebut hanya dapat mengandalkan jatah sembilan bahan pokok (sembako) jaminan hidup (Jadup), yang mereka terima setiap bulan. Bahkan sebagian transmigran jadup yang diterima setiap bulan sekali tersebut, terkadang tidak cukup untuk dimakan satu bulan hingga bulan berikutnya, mereka terpaksa berhutang dan menjual sebagian barang yang dimilikinya. Kepala Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan Kotabaru H.Saidi Noor, menjelaskan, untuk pembagian lahan pihaknya bersma stafnya saat ini sedang membagikan lahan usaha sesuai yang diminta warga transmigran. "Jika terjadi keterlambatan pembagian laahan itu bukan keinginan dari pihak kami, tetapi disebaapkan antara warga dan pihak lain masih belum sepakat waktu pembagiannya, karena masih ada hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu," kata Saidi, didampingi Kepala KUPT Kumang-Kumang, Sri Mawarti. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008