Singapura (ANTARA News) - Harga minyak meningkat di atas 126 dolar AS di perdagangan Asia, Senin, karena adanya kekhawatiran baru mengenai program nuklir Iran dan munculnya topan baru di Teluk Meksiko, para pedagang menyatakan. Pada perdagangan pagi, kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, melonjak 1,12 dolar AS menajdi 126,22 dolar AS per barel dari penutupannya Jumat pada 125,10 dolar AS. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September naik 82 sen menjadi 125,00 dolar AS per barel. "Lagi-lagi Iran... isu Iran kembali menyala dan tampaknya akan ada sanksi yang akan dikenakan oleh kekuatan dunia dan mereka kemungkinan akan meningkatkan ketegangan mengenai Iran," kata Victor Shum dari konsultan Purvin and Gertz dari Singapura kepada AFP. Iran merupakan produsen minyak mentah terbesar keempat di dunia dan pedagang mengkhawatirkan adanya gangguan pasokan dari republik Islam itu jika ketegangan antara Teheran dan Barat meningkat atas program nuklir kontroversialnya. Ketegangan atas program nuklir Iran mendorong harga minyak hingga mencapai rekor di atas 147 dolar AS pada Juli. Sementara itu, topan baru muncul di Teluk Meksiko, dimana fasilitas energi AS yang utama berada, menambah kegelisahan dalam pasokan, kata pedagang. Nigeria, produsen minyak mentah yang penting, juga menambah keperihatian pasokan ketika polisi daerah dan pejabat Prancis mengkonfirmasikan Minggu dua warga negara Prancis diculik di kawasan Niger Delta yang kata minyak di negara itu. Nigeria merupakan produsen minyak terbesar di Afrika hingga dilampaui pada April oleh Angola, menurut data Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC). (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008