Pamekasan (ANTARA News) - Lomba adu cepat lari hewan piaraan di Madura, kini bukan hanya untuk sapi dan kambing atau yang populer disebut karapan (balapan) sapi dan kambing, tapi juga hewan jenis kelinci. Salah satunya seperti yang digelar, Minggu (3/08), di lapangan Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Sebanyak 120 kelinci bersaing berebut juara menjadi pelari tercepat dalam lomba yang digelar warga setempat. Menurut salah seorang perserta lomba, Mulyadi (35), karapan kelinci tersebut sebenarnya sudah digelar sejak lima tahun lalu. Tapi mulai populer pada pertengahan awal tahun 2007. "Gagasan mengadakan karapan kelinci ini timbul dari teman-teman penggemar kelinci, bagaimana agar ada permainan yang menghibur, tapi tidak membutuhkan biaya banyak sebagaimana karapan sapi. Maka lalu timbullah gagasan mengadakan kerapan kelinci ini," katanya. Sebagaimana karapan sapi dan karapan kambing, pihak pelaksana juga menyediakan hadiah bagi para pemenangnya yang berasal dari pendaftaran peserta. Besarannya bervariasi bergantung pada jenis hadiah yang disediakan. "Kalau karapan saat ini kan hadiah utamanya hanya kambing. Jadi pendaftarannya hanya Rp.15.000," katanya menambahkan. Untuk karapan jenis hewan kelinci ini, jarak tempuhnya maksimal hanya 20 meter. Berbeda dengan karapan sapi dan kambing yang hingga 300 meter, bahkan bisa 1 kilometer untuk tingkat nasional. Demikian juga dengan biaya perawatan. Menurut penggemar kerapan kelinci Mulyadi, untuk bisa membuat lari kelinci lebih kencang perlu perawatan secara intensif. Misalnya, dengan memberi jamu, atau memijat kelinci piaraannya secara intensif pula. "Kalau punyaku ini, saya beri jamu telur ayam kampung setiap hari. Pijatnya dua kali sehari dan itu harus rutin dilakukan", katanya menjelaskan. Di Madura, karapan kelinci mulai diperkenalkan oleh penggemar hewan kelinci di kabupaten Sampang pada sekitar tahun 1990-an. Awalnya karapan ini, hanya digelar setiap musim kemarau, setelah musim panen tembakau. Setelah menyebar luas di Madura, kerapan kelinci bukan lagi digelar setiap setahun sekali, tapi menjadi setiap pekan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008