Bogor (ANTARA News) - Pasangan calon Walikota (Cawalkot) dan Calon Wakil Walikota (Cawawalkot) Bogor, Diani Budiarto dan Ahmad Ru`yat menyatakan, mereka tampil pada Pilkada Kota Bogor, karena aspirasi dan amanah yang sangat kuat dari sebagian besar warga Kota Bogor.Diani Budiarto mengatakan, kuatnya aspirasi masyarakat yang memintanya untuk melanjutkan memimpin Kota Bogor, memotivasinya tampil lagi pada Pilkada."Amanah yang diberikan sebagian besar warga Kota Bogor akan saya pertanggungjawabkan, baik di dunia maupun di akhirat," kata Diani Budiarto di depan sekira 2.000 massa pendukungnya, pada deklarasi pasangan Diani-Ru`yat di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, Minggu.Untuk itu, ia bertekad, pada kesempatan berikutnya --masa jabatan kedua, karena Diani Budiarto adalah calon "incumbent" --dirinya akan memberikan yang lebih baik kepada warga Kota Bogor ketimbang saat ini."Saya bertekad untuk menerapkan prinsip, hari esok lebih baik dari hari ini dan hari ini lebih baik dari hari kemarin," katanya ini. Ia juga menilai, banyaknya partai politik (Parpol) yang mendukungnya untuk tampil lagi pada Pilkada Kota Bogor, 25 Oktober mendatang, menunjukkan adanya kedewasaan berpolitik di Kota Bogor. Sampai saat ini, ada 11 Parpol pengusung dan pendukung pasangan Diani-Ru`yat antara lain, PDIP, PKS, Partai Golkar, PKP Indonesia, Partai Patriot, PPDI, PSI, PBSD, PBR, dan PDS. Pernyataan yang relatif sama juga dilontarkan Ahmad Ru`yat. Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS Jawa Barat ini mengatakan, dirinya tampil sebagai Cawawalkot bukan berdasarkan keinginan pribadinya, tapi didasarkan pada aspirasi sebagian besar warga Kota Bogor. "Aspirasi itu kemudian direspons oleh partainya, PKS yang menetapkan saya sebagai calon Wakil Walikota Bogor. Sebagai kader partai saya patuh pada keputusan partai," kata Wakil Ketua DPRD Jawa Barat itu. Sebelum menjawab penetapan partainya, katanya, ia beberapa kali berkonsultasi pada ibu kandungnya di Serang. Ia memperoleh jawaban, jika tidak bisa memberikan manfaat untuk rakyat lebih baik tidak menjadi pemimpin. "Nasihat ibu saya, mendukung saya menjadi pemimpin, tapi jika ingin menjadi memimpin harus bisa memberikan manfaat untuk rakyat," katanya. Karena itu, pria kelahiran Serang 42 tahun lalu ini bertekad, akan memberikan yang terbaik untuk warga Kota Bogor. Ru`yat juga menyambut positif banyaknya Parpol yang berkoalisi mengusung dan mendukung pasangan Diani-Ru`yat. Menurut dia, di setiap Parpol ada kebaikan. Jika kebaikan-kebaikan itu digalang dengan kekuatan maka akan terjadi kapitalissai kekuatan yang sangat kuat. "Momentum Pilkada ini menjadi momentum terbaik untuk menggalang kekuatan dari parpol-parpol pengusung dan pendukung," katanya. Dengan kekuatan yang tergalang, kata dia, maka akan menjadikan Kota Bogor menjadi kondusif, lebih baik, dan diperhitungkan oleh daerah lain di Indonesia. Pada Pilkada kota Bogor, pasangan lain, yang ikut berlaga adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Dody Rosadi --yang hingga kini belum menentukan pasangannya-- yang didukung Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrat (PD), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Sedangkan, dua pasangan lainnya dari calon perseorangan, yakni Syafei Bratasendjaja dan Akik Darul Tahkik serta pasangan Ki Gendeng Pamungkas dan Ahmad Chusairi. Ketua KPUD Kota Bogor, Rajab Tampubolon mengatakan, pengambilan formulir pendafataran telah dilaksanakan pada 19-26 Juli 2008. Kemudian, pengembalian formulir atau pendaftaran pasangan calon, pada 4-10 Agustus.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008