Tizi Ouzou (ANTARA News) - Sebuah bom mobil meledak dekat kantor polisi di satu kota timur Aljirs, Minggu mencederai 25 orang termasuk empat polisi, kata pemerintah negara anggota OPEC itu.Laporan sebelumnya menyebutkan 21 orang cedera termasuk enam polisi.Ledakan itu terjadi sekitar pukul 05:00 waktu setempat (11:00 WIB) di Tizi Ouzou , kota utama di wilayah Kabylie yang berbahasa Berber, Aljazair utara, kata sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri yang disiarkan kantor berita APS.Ledakan itu menimbulkan satu lobang besar di jalan dekat kantor polisi dan merusak gedung-gedung terdekat. Situs internet swasta menyebut serangan bom itu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri. Tidak ada segera konfirmasi tentang itu.Juga tidak ada pernyataan yang mengaku bertanggungjawab. Serangan-serangan serupa diakui oleh satu kelompok yang menyebut diri mereka Islam Maghreb dan memiliki pangkalan utamanya di Kabylie.Salah satu dari serangan-serangan ini termasuk bom bunuh diri kembar di kantor-kantor PBB dan sebuah gedung pengadilan di Aljirs Desember 2007 menewaskan 41 orang , 17 di antara mereka adalah staf PBB. Menteri Dalam Negeri Noureddine Yazid Zerhouni dan kepala kepolisian nasional Ali Tounsi memeriksa lokasi ledakan di Tizi Ouzou dan menjenguk mereka yang cedera di rumah sakit. Zerhouni mendesak pihak keamanan memperbaiki apartemen-apartemen keluarga itu yang rusak akibat ledakan tersebut, kata APS. Aljazair dilanda konflik lebih dari satu dasawarsa yang dimulai ketika pada tahun 1962 pemerintah yang didukung militer membatalkan pemilihan legislatif yang dimenangkan satu partai Islam garis keras. Sekitar 150.000 orang tewas dalam aksi kekerasan itu. Pertumpahan darah mereda dalam tahun-tahun belakangan ini dan pada tahun 2006 pemerintah membebaskan lebih dari 2.000 mantan gerilyawan Islam berdasarkan satu amnesti yang bertujuan untuk mengakhiri konflik itu. Tetapi satu kelompok ratusan gerilyawan aktip di Kabylie sebagai anggota Al Qaeda cabang Afrika utara,sebelumnya dikenal sebagai Kelompok Salafist untuk Pengajaran dan Pertempuran atau GSPC. Beberapa kelompok kecil yang punya hubungan dengan Al Qaeda juga aktip di daerah selatan Sahara itu, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008