Jakarta (ANTARA) - Superstar bola basket LeBron James mengkritik tajam General Manager Houston Rockets Daryl Morey karena membuat China murka akibat cuitan dukungannya kepada pengunjuk rasa Hong Kong, dengan menyebut Morey "salah informasi" sehingga seharusnya tutup mulut saja.
Berbeda dari kebanyakan orang AS, termasuk Komisaris NBA Adam Silver dan para politisi top Amerika yang umumnya membela hak berbicara Morey, James justru menyebut kebebasan berbicara yang diungkapkan ceroboh akan membahayakan yang lain.
"Saya yakin dia (Morey) tidak mengetahui situasi yang dihadapinya, tetapi dia tetap bicara," kata James sebelum pertandingan pramusim antara Lakers dan Golden State Warriors beberapa waktu lalu seperti dikutip AFP.
"Begitu banyak orang yang dirugikan (akibat komentar itu), tidak hanya secara finansial tetapi juga fisik, emosional dan spiritual. Jadi, berhati-hatilah dengan apa yang kita cuitkan, kita katakan, dan kita lakukan," kata James yang terkenal sering membahas isu-isu panas.
"Ya memang kita memiliki kebebasan berbicara, tetapi juga bisa banyak hal negatif yang muncul akibat itu," sambung dia.
Baca juga: Nets kalahkan Lakers di tengah krisis Twitter di China
James saat ini diikat kesepakatan sponsor seumur hidup oleh Nike yang memiliki pasar besar di China. James sendiri sudah beberapa kali ke China untuk promosi Nike.
James angkat bicara setelah sejumlah tokoh NBA yang biasanya blak-blakan seperti pelatih Golden State Warriors Steve Kerr dan guard Stephen Curry menuai kritik karena tak mau bersuara.
Komentar James mendapat pujian online di China, tetapi dikritik keras di Amerika Serikat.
"Mengagumkan. Bintang Amerika ini memiliki pemikiran independen dan bertanggung jawab atas masalah-masalah berat," kata salah satu posting dalam media sosial China, Weibo.
Sebaliknya para pengkritiknya di AS mencemooh James karena berstandard ganda karena di satu sisi menilai cuitan Morey telah mempersulit banyak pihak termasuk James sendiri dan klubnya Los Angeles Lakers serta NBA, tetapi di sisi lain James tak menyampaikan simpati kepada demonstran pro-demokrasi di Hong Kong dan sejuta minoritas muslim di Xinjiang yang disebut media Barat hidup mereka juga sulit di bawah kekangan China, demikian AFP.
Baca juga: NBA: 'Kami tidak minta maaf ' terkait cuitan soal Hong Kong
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019