Kota Gaza, (ANTARA News) - Empat warga Palestina tewas dan puluhan warga yang lain terluka dalam pertempuran yang berlangsung di jalan Sabtu antara pasukan kelompok Islam Hamas dan gerakan Fatah yang bersaing di Kota Gaza. Pertempuran itu, yang berlangsung lebih dari tujuh jam, dipicu pagi hari ketika pasukan keamanan Hamas berupaya untuk menangkap tersangka yang diduga di balik pemboman 25 Juli yang menewaskan lima gerilyawan Hamas dan satu anak perempuan di pantai Gaza. Hamas menyalahkan pasukan Fatah yang setia pada presiden Palestina Mahmud Abbas atas serangan itu, tapi kelompok sekuler tersebut membantah keterlibatannya. Pada sepekan terakhir kedua belah pihak telah terlibat dalam hujan penangkapan yang dibalas dengan penangkapan yang setimpal. Hamas mengatakan dua dari orangnya tewas dan pejabat medis Palestina melaporkan dua orang lagi tewas dan sejumlah orang terluka dalam tembak-menembak Sabtu. Pihak berwenang dan dinas kesehatan Israel di daerah Jalur Gaza terus menambah kesiagaan di tengah kekhawatiran militan akan menembakkan roket di negara Yahudi itu meskipun ada gencatan senjata mulai 19 Juni. "Seorang anggota polisi Hamas dan seorang anggota Brigade Ezzedine al-Qassam (sayap militer Hamas) tewas" dalam bentrokan itu, kata Hamas. Seorang pejabat pelayanan darurat Gaza mengatakan dua warga Palestina yang lain tewas meskipun afiliasi mereka tidak diketahui dengan segera, dan lebih dari 60 orang terluka dalam pertempuran itu, termasuk tujuh orang dalam keadaan serius. Bentrokan itu meletus di sekitar sebuah rumah milik keluarga Helis yang pro-Fatah di lingkungan Shujwa di Gaza. Seorang jurubicara polisi Hamas mengatakan pertempuran berakhir Sabtu siang. "Operasi telah usai tapi polisi masih merazia sejumlah rumah di daerah itu," kata Islam Shahwan dalam satu pernyataan. Jurubicara Hamas Sami Abu Zuhri menuduh anggota keluarga Helis dan sejumlah rekan mereka "menembakkan rentetan mortir pada polisi Hamas dan juga sebuah roket di Kota Gaza" dari dalam rumah di Shujwa. Beberapa anggota keluarga Helis :bertanggungjawab" atas serangan bom mematikan 25 Juli dan Hamas memutuskan untuk menangkap para tersangka itu, kata Abu Zuhri. "Ada beberapa penangkapan dan akan ada banyak lagi. Kami telah minta polisi untuk tegas," katanya. Namun Adel Helis, seorang pemimpin Fatah, membantah bahwa anggota keluarga itu menembak Hamas. "Ada kebohongan. Kami tidak pernah menembakkan roket atau rentetan mortir. Hamas adalah satu-satunya yang melakukan kejahatan. Kami telah minta semua kelompok Palestina, Islamis dan nasionalis, untuk menggunakan pengaruh mereka agar kejahatan itu berhenti," katanya. Dua kelompok penting Palestina itu telah sangat terbagi sejak Hamas mengusir pasukan keamanan Abbas dari Gaza dalam sepakan pertempuran jalanan berdarah Juni 2007, membelah wilayah itu menjadi dua entitas yang bersaing. Abbas sendiri telah menelpon Ahmed Helis "untuk menyampaikan dukungannya dan mengecam serangan Hamas itu", menurut pernyataan kantor Abbas. Presiden Palestina itu juga mengatakan pada Helis bahwa "serangan Hamas itu telah merusak seruan saya bagi dialog nasional antara kelompok-kelompok Palestina". Hamas telah menahan lebih dari 300 orang, sebagian besar anggota Fatah, sejak pemboman yang menewaskan lima militan Ezzedine al-Qassam dan satu anak perempuan. Fatah membalas dengan menangkan sejumlah militan Hamas di Tepi Barat yang diduduki-Israel. Kedua belah pihak tampaknya di arah yang akan mengakibatkan bentrokan baru Sabtu ketika Hamas menuduh Fatah menculik Mohammed Ghazal, seorang pemimpinnyadi Tepi Barat, dan memperingatkan Abbas ia seharusnya bertanggungjawab. Keluarga Ghazal mengatakan ia dibebaskan setelah sempat ditahan oleh sejumlah pria bersenjata. Ia telah dibebaskan pada hari Jumat bersama gerilyawan Hamas lainnya yang ditahan di Tepi Barat. Juga pada Sabtu, Hamas memerintahkan penutupan stasiun radio yang dikaitkan dengan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) di Kota Gaza Sabtu, kata jurubicara Suara Rakyat.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008