Bandung (ANTARA News) - Diduga menjadi korban penculikan sekelompok sindikat, seorang bocah perempuan yang diduga berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), terlantar di Kota Bandung. Bocah yang mengaku bernama Nuraini Idris (8) itu ditemukan oleh seorang sopir angkot jurusan Stasiun Hall-Sadang Sedang, Bandung, Jabar, Sabtu. Sopir curiga karena bocah berkulit hitam itu tidak juga turun dari angkot meski sudah sampai di pemberhentian terakhir. Nuraini naik angkot jurusan Stasiun Hall-Sadang Serang tidak jauh dari Taman Makam Pahlawan Cikutra ke arah Stasiun KA Bandung. Meski sudah tiba di Stasiun KA Bandung, bocah yang mengenakan seragam SD dan kerudung putih ini tetap diam dan tidak mau turun. Karena ketika ditanya tidak mengetahui dimana rumahnya, oleh sang sopir Nuraini akhirnya dibawa kembali ke sekitar Taman Makam Pahlawan. Namun bocah itu tetap mengaku bingung rumahnya dimana, akhirnya Nuraini dibawa ke Mapolsekta Cibeunying Kaler, Jalan Cikutra Barat No 5. Di kantor polisi, Nuraini terus ditanyai. Namun ia tetap diam dan mengaku tidak tahu dimana rumahnya. Atas inisiatif polisi, Nuraini pun dibawa ke dua sekolah, yakni SD Cikutra dan SD Bojong Koneng. Namun bocah itu mengatakan itu bukan sekolahnya. Menurut Aiptu Udi SY, KA SPK Polsekta Cibeunying Kaler yang pada saat itu sedang bertugas, sang sopir dan Nuraini tiba di Mapolsekta Cibeunying Kaler sekitar pukul 11.00 WIB. "Setelah itu saya sempat membawa dia ke dua sekolah yang dekat sini yaitu SD Cikutra dan Bojong Koneng. Tapi anaknya bilang, bukan itu sekolahnya," kata Udi. Polisi pun kebingungan dengan sikap yang ditunjukan Nuraini. Bahkan ketika ditanya asalnya dari mana, bocah itu hanya menggelengkan kepala. Seragam sekolah merah putih yang digunakannya pun tidak ada tanda identitas sekolah. Akan tetapi polisi tidak tinggal diam. Tas selempang yang terbuat dari kain yang dibawa Nuraini pun lantas diperiksa. Di dalam tasnya terdapat lima buku tulis dan satu rapor yang tertulis namanya, Nuraini Idris serta nama sekolahnya yaitu SD Inpres Umapura, Desa Ternate, Kec Abal, Kab Alor, NTT. Tertulis pula nama orangtua bocah, Ismail Usman dan Hafijah Usman. Raport semester II kelas 1 tahun 2007-2008 itu tertanggal 21 Juni 2008. Jika benar identitas bocah perempuan ini sama dengan di raport, berarti pada 21 Juni dia masih berada di NTT. Sikap diam Nuraini juga tidak hanya diperlihatkan kepada polisi. Saat sejumlah wartawan berusaha mengorek keterangan darinya, bocah berkulit hitam itu hanya menjawab tidak tahu. Termasuk saat ditanya naik angkot sama siapa, dimana dirinya tinggal dan dimana sekolahnya. "Enggak tahu," jawabnya singkat. Bagi keluarga yang kehilangan anak perempuan bernama Nuraini Idris, bisa segera menjemputnya di kantor Polsekta Cibeunying Kaler, Jalan Cikutra Barat No 5, Kota Bandung. Bisa pula terlebih dulu menghubungi nomor telepon 022-2504137. "Bagi masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya, yaitu atas nama Nuraini Idris, silahkan datang ke kantor kami," imbau Kapolsekta Cibeunying Kaler, AKP Rahmat KS.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008