Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan berupaya memaksimalkan tujuh helikopter pengebom air (water bombing) untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Banyuasin.

"Kami berupaya meningkatkan operasi udara untuk mengatasi Karhutla pada lokasi yang sulit dijangkau tim operasi darat," kata Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah di Palembang, Selasa.

Selain memaksimalkan helikopter, kegiatan operasi udara didukung pesawat jenis CASA 212 dari Skadron Udara 4 TNI AU Lanud Abdul Racman Saleh, Malang, untuk melakukan hujan buatan mendukung tim BPPT melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Baca juga: BNPB kerahkan tujuh helikopter bom air karhutla Sumsel

Untuk memaksimalkan pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang mulai menimbulkan bencana kabut asap di provinsi itu perlu ditingkatkan operasi udara untuk mendukung tim operasi darat yang sulit menjangkau titik kebakaran tertentu.

Helikopter yang disiapkan meluncurkan bom air untuk memadamkan lahan terbakar yang sulit dijangkau oleh tim operasi darat dan membasahi lahan di sekitar lokasi kebakaran hutan dan lahan sebagai tindakan pencegahan.

Selain membantu pemadaman Karhutla, helikopter tersebut dimanfaatkan secara intensif melakukan pemantauan/patroli kawasan hutan dan lahan gambut yang rawan terbakar pada musim kemarau 2019 ini.

Baca juga: BNPB kerahkan tujuh helikopter bom air karhutla Sumsel

Kabut asap yang melanda Kota Palembang terutama pada pagi dan sore hari dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh keberadaan 400 lebih titik panas (hotspot) di sejumlah kabupaten dalam wilayah Sumsel yang tergolong rawan kebakaran hutan dan lahan.

Titik panas yang berpotensi menjadi titik api terbanyak, terpantau di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Banyuasin, kata Iriansyah.

Baca juga: Tiga heli "water bombing" difokuskan di perbatasan Jambi-Sumsel

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019