New York, (ANTARA News) - Pemerintah AS sedang menjajaki kerja sama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia, termasuk PP Muhammadiyah. Rencana tersebut terungkap dalam pertemuan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Wakil Menlu AS Bidang Diplomasi dan Urusan Publik (The Undersecretary of State for Public Diplomacy and Public Affairs) James K Glassman di Washington DC, Jumat waktu setempat. "Kemungkinan kerja sama dengan pemerintah AS ini adalah bagian dari dialog dan kerjasama antarperadaban," kata Din saat dihubungi Antara Biro New York. Din menyatakan kerja sama yang sedang dijajaki kedua belah pihak itu didasarkan pada prinsip saling menghargai dan memahami. "Saya terutama minta agar AS tidak memandang dunia Islam, termasuk Indonesia yang merupakan negeri muslim, sebagai ancaman atau musuh melainkan teman dan mitra strategis," kata Din. Baik pemerintah AS maupun dunia Islam, katanya, sama-sama perlu menyesuaikan diri dalam upaya menciptakan kerja sama konstruktif. "Dunia Islam perlu AS, demikian juga sebaliknya. Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar, juga jangan sampai diabaikan. Tidak sedikit pengamat tentang Islam, misalnya, yang hanya memasukkan Timur Tengah ketika berbicara soal dunia Islam," ujarnya. Dalam hal kerja sama bidang pendidikan, seperti yang diungkapkan Din, AS dan ormas Islam di Indonesia antara lain berencana menjalankan program pertukaran pelajar untuk usia pelajar kelas 2 atau 3 tingkat sekolah menengah atas. Mengenai kapan kerja sama AS dan berbagai ormas bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, dan budaya, Din mengatakan hal itu akan lebih tergantung kesiapan AS. "Situasi sekarang kan, serba transisi, Amerika akan mempunyai pemerintahan baru. Kita lihat saja bagaimana perkembangannya," ujar Din. Selain bertemu dengan James K. Glassman, sepanjang Jumat Din juga melakukan pertemuan dengan berbagai pihak di Washington DC termasuk dengan Komite Yahudi Amerika, dalam kerangka memajukan dialog antaragama dan peradaban. Beberapa hari sebelumnya, Din menjadi pembicara di Universitas Yale, Connecticut, tentang dialog antaragama dan forum Masyarakat AS-Indonesia (Usindo) membahas peran Islam dalam mendorong demokratisasi di Indonesia. Saat sesi tanya jawab, Din dalam forum Usindo antara lain mendapat pertanyaan seputar kebebasan beragama di Indonesia, kasus Ahmadiyah, soal pendidikan, dan Pemilu 2009. "Tapi kalau soal Pemilu, saya katakan bahwa saya bukan orang yang tepat untuk menjawab itu," katanya. Dari Washington, Din pada Jumat bertolak menuju Houston, Texas, dan Los Angeles, California. Di Houston, Din akan berdialog dengan pengurus dan anggota Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia serta pimpinan cabang PP Muhammadiyah.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008