Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, menjalankan program Aksi Bergizi untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku para remaja tentang kesehatan reproduksi serta mencegah anak tumbuh kerdil (stunting).
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, di Lombok Barat, Selasa, menjelaskan bentuk dari program Aksi Bergizi adalah intervensi kepada para remaja dengan memberikan suplemen gizi maupun perubahan perilaku sehat dan gizi.
"Tujuannya, untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan meningkatkan pengetahuan para remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan,"
Baca juga: Kampanye konsumsi ikan, KKP targetkan 2024 Lombok Barat bebas stunting
Baca juga: KKP kampanyekan gemar makan ikan di Lombok Barat
Menurut dia, program Aksi Bergizi akan memiliki dampak yang sangat besar bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sebab aksi bergizi tidak hanya berdampak pada pencegahan stunting, namun juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi yang pada akhirnya dapat meningkatkan umur harapan hidup.
Perbaikan kondisi kesehatan masyarakat juga akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Lombok Barat.
Pada 2016, kata Fauzan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat sudah melakukan sensus tentang kondisi gizi anak, terutama yang perempuan.
"Di Lombok Barat, tingkat persentasenya tinggi sekali, sekitar 60-70 persen terutama pada perempuan. Pertama, anemia dan kedua kekurangan gizi," ujarnya.
Aksi Bergizi, lanjut Fauzan, sebenarnya sudah mulai dijalankan jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat sejak awal 2019.
Melalui Surat Edaran Bupati Lombok Barat Nomor 444/91/DIKES/I/2019, seluruh sekolah tingkat SLTP dan SLTA diminta untuk melaksanakan aksi tersebut.
"Praktiknya, setiap Rabu selama 45 menit semua sekolah diminta untuk melakukan sarapan bersama, meminum tablet tambah darah dan menyelenggarakan kegiatan literasi dengan modul Aksi Bergizi," ucapnya pula.
Untuk lebih memaksimalkan program ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat kemudian menuangkan aksi tersebut dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 49 tentang Aksi Bergizi di satuan pendidikan.
Perbup itu memberikan celah kepada setiap satuan pendidikan untuk bisa menganggarkan bantuan kepada para siswa/siswi, kemudian anggaran sosialisasi kepada siswa/siswi termasuk orang tua/wali untuk memperhatikan gizi dan nutrisi.
"Masa depan bangsa kita itu ada pada pundak mereka. Saya kira tidak ada artinya kita berbicara tentang Four Point O (4.0) tanpa menyiapkan generasi muda kita dari sekarang supaya mereka sehat dari sisi jasmani dan tentunya juga rohani," kata Fauzan.*
Baca juga: Sejumlah negara belajar penanganan "stunting" di Lombok Barat
Baca juga: Wapres tinjau penanganan stunting di Lombok
Pewarta: Awaludin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019