Phnom Penh, (ANTARA News- Kamboja meminta bantuan Biro Penyelidik Federal (FBI) Amerika Serikat untuk mencari pembunuh seorang wartawan oposisi dan putranya, yang ditembak mati bulan lalu dalam kampanye pemilu, kata seorang jurubicara pemerintah, Sabtu. Jendral Polisi Khieu Sopheak , jurubicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa PM Kamboja Hun Sen dan Menteri Dalam Negeri Sar Kheng, demi kepentingan transparansi, Jumat memutuskan untuk meminta bantuan FBI menyangkut pembunuhan Khim Sambo. "Kami ingin ini diketahui publik," kata Khieu Sopheak, seperti diwartakan DPA. Pembunuhan 12 Juli terhadap Khim Sambo, 47 tahun seorang wartawan suratkabar Moneaksekar milik oposisi Partai Sam Rainsy (SRP) dan putranya berusia sepuluh tahun Khat Sarinpheata mendapat kecaman internasional. Walaupun pemerintah membantah mengetahui pembunuhan itu, catatan hak asasi manunsianya yang diragukan membuatnya jadi sasaran kecurigaan dari kelompok-kelompok termasuk SRP-- partai politik kedua di negara itu-- dan kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch yang berpusat di New York. FBI pada tahun 1997 juga menyelidiki serangan granat dalam satu pertemuan SRP yang menewaskan paling tidak 16 orang dan pemimpin SRP Sam Ranisy juga mengalami cedera. Para pelaku kejahatan itu masih bebas berkeliaran. Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa meraih kemenangan besar dalam pemilih hari Minggu lalu, tetapi kelompok-kelompok oposisi menyinggung soal pembunuhan-pembunuhan itu dan mengatakan mereka mengintimidasi para pemilih-- satu tuduhan yang dibantah keras oleh pemerintah. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008