Semarang, (ANTARA News) - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah memutuskan 26 kasus selama dua minggu pada ajang sepak bola yang digelar di Tanah Air sejak dua bulan terakhir ini.
Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan di Semarang, Sabtu, mengatakan, dari 26 kasus tersebut, 13 untuk kasus yang ada pada kompetisi sepak bola amatir dan 13 lainnya untuk Kompetisi Sepak Bola Liga Super yang digelar sejak tanggal 12 Juli 2008.
Ia menyebutkan, khusus untuk Liga Super 2008 yaitu pada pertandingan perdana antara juara bertahan Sriwijaya FC Palembang melawan Persipura Jayapura di Stadion Jakabaring Palembang sendiri ada tiga kasus dan sudah diberi sanksi oleh Komdis PSSI.
"Setelah itu pada pada pertandingan-pertandingan selanjutnya selalu ada kasus yang akhirnya dijatuhi hukuman dalam sidang Komdis PSSI yang selalu digelar hari Selasa di Jakarta," katanya.
Ia menambahkan, sanksi yang dijatuhkan Komdis PSSI ada dua jenis, yaitu skorsing kepada pemain, oficial, panpel, maupun suporter, kemudian denda. Kalau denda yang dijatuhkan kepada pemain atau klub peserta Liga Super tentunya uang denda itu masuk ke Badan Liga Indonesia.
Tetapi, lanjut dia, kalau sanksi denda yang dijatuhkan Komdis maka uang denda itu masuk ke PSSI. Pada musim kompetisi sepak bola tahun 2007 uang hasil denda yang dijatuhkan kepada pemain atau klub jumlahnya mencapai Rp1,9 miliar lebih.
"Uang sebanyak itu digunakan untuk membiaya PSSI dan perangkat pertandingan, seperti wasit yang dari Papua atau daerah lain kemudian bertugas di Pulau Jawa atau pulau yang lain tentunya menjadi tanggung jawab PSSI," katanya menegaskan.
Ketika ditanya soal pemain asing yang membikin ulah di persepakbolaan di Tanah Air ini, kata dia, sanksinya lebih berat dibandingkan pemain lokal karena mereka adalah pemain profesional dengan bayaran yang tinggi. "Mereka datang ke sini dengan bayaran yang tinggi, seharusnya bisa memberi contoh yang baik kepada pemain lokal," katanya.
Pada musim kompetisi sepak bola tahun 2007, menurut dia, justru yang mendapat sanksi dari Komdis PSSI (yang menonjol) adalah pemain asing, terutama pemain dari Afrika dan Amerika Selatan.
Menyinggung beberapa klub yang mengancam mundur dari Liga Super seperti Persija Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, dia mengatakan, tidak usah main ancam seperti itu. "Kalau mundur ya` mundur saja, tidak perlu mengancam segala," katanya.
Kalau klub yang mundur dari kompetisi tentunya, kata dia, akan terkena degradasi ke kasta di bawahnya, kalau tim tersebut adalah peserta Liga Super tentunya akan turun ke Divisi Utama, begitu seterusnya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008