Kabul, (ANTARA News) - Dua bom rakitan menewaskan lima prajurit dari pasukan pimpinan NATO dan seorang warga sipil di Afghanistan, Jumat, demikian keterangan pasukan NATO dalam satu pernyataan sebagaimana dilaporkan Reuters. Gerilyawan Taliban telah makin aktif tahun ini, dan mengincar rombongan militer Afghanistan serta luar negeri dengan menggunakan bom pinggir jalan serta serangan bunuh diri, dan satu kelompok bantuan pada Jumat menyatakan aksi kekerasan telah mencapai tingkat tertingginya sejak 2001. Jumlah serangan gerilyawan lebih besar pada Mei dan Juni dibandingkan dengan bulan lain sejak pasukan pimpinan AS dan Afghanistan menggulingkan Taliban pada 2001, dan pada Juli saja lebih dari 260 warga sipil tewas, kata Badan Koordinasi Lembaga Bantuan Afghanistan. Empat prajurit Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), pimpinan NATO, dan seorang warga sipil tewas oleh bom rakitan di provinsi Kunar di bagian barat-laut Afghanistan pada Jumat, kata ISAF dalam suatu pernyataan. Pasukan internasional tersebut tak menyebutkan kewarganegaraan prajurit yang tewas tapi kebanyakan prajurit di Kunar adalah orang Amerika. Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu dan menyatakan faksi santri itu telah menggunakan bom pinggir jalan berpengendali jarak-jauh. Prajurit kelima ISAF juga tewas oleh bom rakitan pada Jumat di provinsi Khost, Afghanistan timur, kata ISAF dalam pernyataan terpisah. Sebagian besar tentara yang ditempatkan di provinsi timur, yang berbatasan dengan Pakistan, juga adalah warganegara Amerika. "Saat ini adalah masa yang sangat sulit, dan rasa simpatik serta belasungkawa tulus kami untuk keluarga dan sahabat prajurit yang berani dan warga sipil yang tewas," kata jurubicara ISAF, Kapten Mark Windsor, dalam suatu pernyataan. Dalam kejadian lain, seorang pembom bunuh diri menewaskan tiga warga sipil di kabupaten Zaranj di provinsi Nimroz, Afghanistan selatan, Jumat, kata Kepala Polisi Wilayah Ayub Badkhshi. Polisi mengidentifikasi pembom bunuh diri tersebut, yang berjalan kaki, dan menembak dia ketika bom yang dibawanya meledak sehingga menewaskan tiga warga sipil, kata Badakhshi. "Kami harus menembak mati dia karena kami tak dapat menghentikan dia," katanya. Polisi menyatakan pembom bunuh diri itu berusia 15 tahun. Aksi kekerasan telah meningkat sebanyak 40 persen di Afghanistan timur tahun ini, kata ISAF, karena makin banyak gerilyawan telah dapat menyusup dari Pakistan --yang bertetangga-- akibat gencatan senjata de fakto di sana antara gerilyawan dan militer Pakistan. Para pejabat AS di Washington mengatakan makin banyak gerilyawan Pakistan menyeberang ke dalam wilayah Afghanistan dan seringkali mereka lebih trampil dan efektif dibandingkan dengan kelompok gerilyawan sebelumnya. ACBAR, kelompok payung dari sebanyak 100 lembaga swadaya masyarakat di Afghanistan, menyatakan, "Kami ... menyampaikan keprihatinan besar kami mengenai memburuknya situasi di Afghanistan dan dampak seriusnya pada warga sipil." Banyak sekolah dan klinik telah ditutup dan banyak orang telah menjadi pengungsi di dalam negeri mereka sendiri, sementara 19 staf lembaga swadaya masyarakat telah tewas tahun ini, kata ACBAR.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008