Konsepnya jelas berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Ada tampilan yang lebih segar dan memukau meskipun tetap dilakukan dalam bentuk kirab pedagang dan berebut gunungan yang dibawa paguyuban pedagang.

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta menyebutkan bahwa penyelenggaraan Garebeg Pasar Jogja yang sudah menjadi agenda tahunan sebagai rangkaian peringatan hari ulang tahun Kota Yogyakarta akan digelar dengan konsep tampilan yang lebih segar.

“Konsepnya jelas berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Ada tampilan yang lebih segar dan memukau meskipun tetap dilakukan dalam bentuk kirab pedagang dan berebut gunungan yang dibawa paguyuban pedagang,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Selasa.

Yunianto menyebutkan perbedaan konsep Garebeg Pasar Jogja pada tahun ini terletak pada tema besar yang diusung selama kirab, yaitu Beksan Wanara. Selain itu, rute yang ditempuh pun berubah dibanding rute tahun lalu.

“Selama mengikuti kirab, pedagang pun tidak hanya berjalan seperti pawai tetapi ada atraksi yang ditunjukkan saat kirab. Tentunya, akan sangat menghibur masyarakat,” katanya.

Baca juga: Kereta komuter Prambanan Ekspres bakal dicat seragam, ini alasannya

Garebeg Pasar Jogja 2019 akan digelar pada Sabtu (19/10) dengan rute dari Pasar Sentul menuju kompleks Balai Kota Yogyakarta. Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan tahunan tersebut selalu digelar dari Pasar Beringharjo Yogyakarta menuju Pasar Ngasem.

“Perubahan rute memang sengaja dilakukan agar masyarakat di Yogyakarta bagian timur pun bisa menikmati kemeriahan acara. Kalau bisa, rute gerebeg akan dibedakan dari tahun ke tahun,” katanya.

Seperti penyelenggaraan pada tahun sebelumnya, setiap pasar tradisional akan membawa gunungan yang terbuat dari berbagai jenis barang dagangan yang dijual di pasar tradisional. Gunungan akan diarak sepanjang kirab untuk kemudian diperebutkan bersama dengan masyarakat saat sampai di finis.

Selain untuk memeriahkan HUT Kota Yogyakarta, penyelenggaraan garebeg yang pada tahun ini memasuki tahun ketujuh juga ditujukan untuk mempromosikan pasar tradisional.

“Harapannya, masyarakat tetap tertarik untuk berbelanja di pasar tradisional di tengah maraknya toko modern. Ada hal-hal tertentu yang hanya diperoleh saat berbelanja di pasar tradisional, misalnya budaya tawar menawar,” katanya.

Di Kota Yogyakarta terdapat 30 pasar tradisional yang masing-masing memiliki keunikan, khususnya dari barang dagangan yang diperjualbelikan.
Baca juga: Pertama kali digelar, ini yang ditawarkan "Jogja Great Sale"

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019