Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim (ICIS) III Hasyim Muzadi mengatakan bahwa ICIS akan menempatkan perwakilan di lima kawasan, yaitu Asia Tenggara dan Pasifik, Asia Tengah dan Selatan, Timur Tengah, Afrika serta Eropa dan Amerika.
"Kami akan menggelar ICIS setiap empat tahun sekali, dan di antara waktu itu kami akan menggelar konferensi regional di lima wilayah tersebut," kata Hasyim saat penutupan ICIS III di Jakarta, Jumat.
Selain menggelar ICIS di lima wilayah, para cendekiawan muslim dari berbagai belahan dunia itu juga sepakat untuk memperkuat sekretariat ICIS dengan menunjuk pakar yang ahli di bidang tertentu serta kelompok pemikir mengenai pencegahan konflik dan pembangunan perdamaian.
Menurut Hasyim, para ulama dan cendekiawan muslim harus memiliki keterampilan dasar yang akan memperkuat usaha untuk memainkan peran konstruktif di segala lapisan masyarakat.
"Kita tidak dapat bekerja sendiri, kita harus bekerja sama dengan para profesional, spesialis dan pemangku kepentingan lain yang relevan," ujarnya.
Hasyim mengatakan bahwa para ulama dan cendekiawan muslim harus inovatif dalam setiap upaya pendekatan untuk menyelesaikan konflik di dunia Islam.
"Tantangan dan musuh Islam akan selalu ada di luar sana, dalam berbagai bentuk dan intensitas. Jadi cara kita mengatasinya akan menunjukkan apakah kita betul-betul penjaga perdamaian," katanya.
Hasyim menilai dunia Islam harus lebih menekankan pada upaya mempertahankan diri daripada membuang energi untuk memerangi musuh setiap waktu.
"Kita cenderung berbicara tentang Islam sebagai kebenaran mutlak namun jarang berbicara mengenai kemampuan kita menerapkan ajaran Islam," katanya seraya menambahkan bahwa umat Islam harus terus meningkatkan persatuan karena jika terpecah belah maka tidak akan ada yang dapat dicapai.
Sementara itu Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda mengatakan bahwa ICIS adalah diplomasi jalur dua yang digunakan untuk melengkapi diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah.
"Ini adalah perwujudan dari diplomasi total ," katanya.
Menurut Menlu, ICIS juga berupaya untuk mengurangi persepsi yang selalu mengaitkan ISlan dengan kekerasan dan terorisme.
"Ini juga upaya sesama muslim, tokoh muslim dan intelektual untuk membangun hubungan yang harmonis dan menyelesaikan konflik antara sesama kelompok," katanya.
ICIS III yang dihadiri sekitar 300 peserta, 200 di antaranya dari dalam negeri dan 150 dari luar negeri, membahas mengenai akar permasalahan konflik-konflik yang terjadi di sejumlah belahan dunia.
ICIS III yang diselenggarakan 29 Juli hingga 1 Agustus telah diselenggarakan untuk ketiga kalinya dan bertujuan membantu menyelesaikan sejumlah konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia melalui diskusi yang melibatkan pihak-pihak yang berkonflik dan sejumlah cendekiawan muslim.
"ICIS tidak berambisi menyelesaikan konflik itu. Tujuan utama kesamaan visi dan pandangan. Setiap yang memandang selama ini didahului kepentingan. Agar Islam bisa menata diri dan tidak masuk ke area konflik," kata Hasyim.
Dalam konferensi itu disusun "Jakarta Message" yang berisi hasil-hasil pertemuan tersebut dan dijadikan acuan bagi langkah berikutnya menindaklanjuti hasil konferensi tersebut.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008