Tanjungpinang (ANTARA News) - Seorang gadis remaja, TT yang baru berusia 15 tahun, nyaris diperkosa seorang waria asal Jawa Timur, MS, 26 tahun, Kamis pekan ini."Ini kasus unik karena tersangka adalah seorang waria yang mengaku sebagai dukun," kata Kapolsek Tanjungpinang Timur, AKP Dunia Harun, Jumat.Harun mengatakan, modus operandi yang digunakan tersangka MS untuk mengelabui korbannya dengan menyamar sebagai dukun yang mampu mengobati penyakit aneh.Kamis (31/7-2008) tersangka berkenalan dengan Sis, 40 tahun, ibu korban yang sehari-hari bekerja di rumah makan di Kota Tanjungpinang. Setelah berkenalan, tersangka menyatakan Sis disantet seseorang. "Dia (MS) mengatakan di tubuh saya ada paku. Padahal saya sehat-sehat saja," kata Sis. Namun keyakinan Sis muncul ketika MS sembahyang di rumahnya. MS bertindak seperti seorang paranormal yang mampu mengeluarkan paku dalam tubuh Sis. "Dia memegang perut saya, dan mengatakan paku dalam tubuh saya bisa dipindahkan ke putri saya," ujarnya. Ketika pamitan pulang, Sis menawarkan agar MS diantar salah seorang putranya dengan menggunakan sepeda motor. Namun MS menolak dan meminta agar TT yang mengantarnya. "Permintaan itu saya penuhi karena saya yakin dia orang baik-baik," katanya. Setelah diantar, TT disuruh berbaring di ranjang milik MS. Mulanya TT menolak, namun karena MS mengaku akan mengeluarkan paku dalam tubuhnya. Sebelum melakukan aksinya, MS mengambil paku dari dapur rumahnya. Paku itu dimasukan ke dalam mulutnya. Kemudian MS memulai perbuatan asusila terhadap tubuh korban. Setelah sadar akan diperkosa, korban melarikan diri. "Perbuatannya itu di luar dugaan. Kemudian kami menjemput tersangka bersama polisi di kediamannya," ujar Sis. Namun, MS marah disebut seorang waria meski mengaku sering berhubungan dengan waria. "Saya memang pacaran dengan waria, karena saya suka," ucap MS saat ditemui wartawan di ruang tahanan Polsek Tanjungpinang Timur. MS mengaku pernah memiliki istri belum lama ini. Hubungannya kandas lantaran ia tidak bisa berhubungan intim dengan istrinya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008