Senin (14/10), pada pukul 11.00 WIB berdasarkan analisis Citra Satelit Himawari oleh BMKG menunjukkan adanya sebaran asap yang mulai masuk ke wilayah tenggara Sumbar
Solok (ANTARA) - Kota Solok, Sumatera Barat, kembali diselimuti kabut asap dengan jarak pandang kurang dari 2 kilometer yang membuat pengendara motor dan mobil harus berhati-hati dan mengurangi kecepatan.
"Senin (14/10), pada pukul 11.00 WIB berdasarkan analisis Citra Satelit Himawari oleh BMKG menunjukkan adanya sebaran asap yang mulai masuk ke wilayah tenggara Sumbar," kata Kepala BPBD Kota Solok, Kenfilka melalui Plt Kepala Tata Usaha Adel Wiratama di Solok, Selasa.
Ia menjelaskan berdasarkan Pemantau Atmosfer Global (SPAG) atau Global Atmosfir Wacth (GAW) Bukit Kototabang, Agam sebaran asap sendiri terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot titik api yang terpantau pada daerah tersebut.
"Paling banyak kabut asap kiriman dari Palembang, Sumsel. Karena titik api terpantau dari arah selatan," kata Kasie Rehabilitasi dan Rekonstruksi ini.
Menurutnya, kualitas udara masih sedang. Tapi pihaknya akan terus memantau selama tiga hari dari Senin (14/10) hingga Rabu (16/10).
Jika setelah tiga hari kemungkinan kualitas udara memburuk pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup.
Jika asap tak berkurang Sumbar akan liburkan sekolah
"Untuk sementara kami telah menghimbau masyarakat untuk waspada, mengurangi aktivitas di luar rumah, memakai masker dan mengurangi kecepatan laju kendaraan," ujarnya.
Udara yang berkabut karena terpapar asap kiriman sudah terlihat sejak beberapa hari terakhir, meskipun kondisinya dinilai masih belum membahayakan.
Baca juga: Pebalap Tour de Singkarak disambut asap di Solok
Baca juga: Bencana Asap - Solok liburkan sekolah karena kabut asap makin tebal
Sementara Dinas Lingkungan Hidup setempat memang belum mengukur tingkat tercemarnya udara karena belum adanya alat tersebut.
Pihaknya akan terus memantau keadaan di lapangan, dan memberikan sosialisasi ke masyarakat agar menjaga kesehatan dan keselamatan selama beraktivitas di luar ruangan.
Diharapkan masyarakat lebih peka terhadap perubahan udara sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang buruk yang dapat terjadi, demikian Adel Wiratama .
Baca juga: Masyarakat Solok Selatan mulai rasakan mata perih akibat kabut asap
Baca juga: Pemkab Solok Selatan akhiri masa libur sekolah akibat kabut asap
Baca juga: Pemkab: Kualitas udara Solok Selatan di bawah ambang baku mutu
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019