Menurut Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau Yudha Nugraha saat dihubungi dari Padang, Selasa, asap kiriman berasal dari titik api yang berada di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan
"Peningkatan jumlah titik api mencapai 330 lebih dengan confidence level tinggi di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan, namun di Sumatera Barat tidak terpantau titik api," ujar dia.
Baca juga: Padang kembali diselimuti kabut asap jarak pandang tujuh kilometer
Berdasarkan pantauan BMKG, asap di wilayah tersebut tersebar ke wilayah Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan menyebar ke Barat Laut.
"Karena arah angin Sumatera pada umumnya dari arah Tenggara ke Barat Laut," kata dia.
Berdasarkan citra satelit Himawari-8 Rainfall Potensial, menunjukkan potensi hujan ringan di wilayah Kepulauan Mentawai pada 15 Oktober 2019.
Selain itu, berdasarkan analisis parameter cuaca untuk wilayah Sumatera Barat sebagian besar termasuk aman dari kebakaran hutan dan lahan, namun ada beberapa wilayah yang diperkirakan mudah terbakar seperti Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Sijunjung, Dharmasraya dan Kepulauan Mentawai.
"Berdasarkan nilai pm10 di Bukittinggi kualitas udara tercatat mencapai 124 mikrogram/m3, yakni masih berada di bawah ambang batas baku mutu sebesar 150 mikrogram/m3, namun kualitas udara sudah mengalami penurunan ke level sedang," jelasnya.
Menurutnya level sedang tersebut biasanya memberi dampak kurang baik pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia serta kelompok yang pernah mengalami gangguan pada saluran pernapasan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan jika harus ke luar rumah, sebaiknya menggunakan masker untuk mengurangi dampak dari udara yang kurang baik.
Baca juga: Masyarakat Solok Selatan mulai rasakan mata perih akibat kabut asap
Baca juga: Solok Selatan kembali diselimuti kabut asap kiriman
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019