Tarakan (ANTARA) - Para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat Tarakan melaksanakan Deklarasi Kebhinnekaan bersama TNI dan Polri di Tarakan, Selasa.

Pembacaan deklarasi tersebut dipimpin oleh Wakil Walikota Tarakan, Effendhi Djuprianto yang berisikan lima butir pernyataan yakni :

Kami suku adat di Kota Tarakan, berikrar : satu, menjunjung tinggi, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UU 1945.

Dua, menolak segala bentuk aksi unjuk rasa anarkis, aksi - aksi terorisme dan radikalisme yang dapat memecah belah keragaman suku dan agama.

Tiga, mendukung pelantikan presiden dan wakil terpilih tahun 2019 - 2024, dengan menciptakan situasi aman dan kondusif di Kota Tarakan.

Empat, menolak segala bentuk ujaran kebencian, berita hoax dan berita adu domba di media sosial.

Lima, mendukung TNI dan Polri dalam upaya menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kamtibmas.

Effendhi mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Tarakan, AKBP Yudhistira Midyahwan dan jajarannya yang telah menginisiasi dilaksanakannya Deklarasi Kebhinnekaan.

"Dalam rangka penguatan kebhinnekaan dan penguatan kebersamaan kita," katanya.

Harapannya Deklarasi Kebhinnekaan segera disosialisasikan di masyarakat, serta bahu membahu untuk Kebersamaan.

Sementara itu, Yudhistira mengatakan radikalisme di Tarakan secara nyata belum menemukan hal yang besar tapi potensi tetap ada.

"Kita petakan, datakan, dan antisipasi hal tersebut. supaya tidak dalam kondisi kita di tempat terang, radikal tersebut di tempat gelap. Supaya kita dapat mendeteksi mereka, itu tantangan bagi kami," kata Kapolres.

Baca juga: IPB University deklarasi Komitmen Kebangsaan

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019