Cilacap (ANTARA) - Awal musim hujan di sebagian besar wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mundur dari yang diprakirakan sebelumnya menurut Kepala Kelompok Teknisi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.

"Berdasarkan prakiraan awal musim hujan yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, awal musim hujan di sekitar Gunung Slamet diprakirakan berlangsung pada dasarian (10 hari) pertama bulan Oktober 2019," katanya di Cilacap, Selasa.

Ia menjelaskan, awal musim hujan di sebagian besar wilayah Banyumas diprakirakan pada dasarian kedua bulan Oktober. Sementara di wilayah barat daya Banyumas (Kecamatan Lumbir) dan wilayah tenggara Banyumas (Kecamatan Sumpiuh hingga Tambak) hujan diprakirakan mulai turun pada dasarian ketiga Oktober.

Jika dilihat dari perbandingan prakiraan awal musim hujan di Kabupaten Banyumas tahun 2019-2020 dengan rata-rata awal musim hujan pada periode 1981-2010, awal musim hujan di sekitar Gunung Slamet diprakirakan mundur satu dasarian, di sebagian besar wilayah Banyumas diprakirakan sama dengan rata-rata pada periode 1981-2010, di wilayah barat daya Banyumas mundur dua dasarian, dan di wilayah tenggara Banyumas mundur tiga dasarian.

"Akan tetapi, dari pantauan kami dan informasi dari masyarakat, hingga memasuki pertengahan dasarian kedua atau pertengahan bulan Oktober, hujan masih jarang turun di wilayah Banyumas," kata Teguh.

Bahkan, kata dia, wilayah di sekitar Gunung Slamet yang sebelumnya diprakirakan akan memasuki musim hujan pada dasarian pertama bulan Oktober hingga pertengahan dasarian kedua masih jarang mendapat hujan.

"Dari informasi yang kami terima, wilayah Baturraden yang berada di kaki Gunung Slamet sempat ada hujan pada Kamis (10/10) pagi dan pada Senin (14/10) sempat gerimis namun sebentar. Dengan demikian, awal musim hujan di sekitar Gunung Slamet dipastikan mundur dari yang diprakirakan sebelumnya," katanya.

BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap masih memantau perkembangan cuaca di wilayah Banyumas.

"Masih ada lima hari menuju dasarian ketiga. Jika curah hujan pada dasarian kedua bulan Oktober bisa mencapai 50 milimeter, kemudian dua dasarian berikutnya secara berturut-turut bisa mencapai 50 milimeter per dasarian, dapat dikatakan bahwa dasarian kedua bulan Oktober merupakan awal musim hujan di sebagian besar wilayah Banyumas," Teguh menjelaskan.

Ia menjelaskan pula bahwa suatu wilayah dikatakan telah memasuki musim hujan jika curah hujannya selama tiga dasarian berturut-turut telah mencapai minimal 50 milimeter per dasarian.

Jika curah hujan pada dasarian kedua bulan Oktober sudah mencapai 50 milimeter, dasarian ketiga bulan Oktober kurang dari 50 milimeter, dan dasarian pertama bulan November mencapai 50 milimeter, maka dasarian kedua bulan Oktober belum bisa dikatakan sebagai awal musim hujan.

"Jika curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut mencapai minimal 50 milimeter per dasarian, dasarian yang pertama mencapai 50 milimeter itu yang disebut sebagai awal musim hujan," kata Teguh.

Sementara awal musim hujan di sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap, menurut dia, diprakirakan masih sesuai dengan prakiraan sebelumnya, yakni pada dasarian ketiga bulan Oktober 2019.

Baca juga:
BMKG: Awal musim hujan akhir November hingga awal Desember
BMKG prakirakan Jateng bagian selatan segera masuki pancaroba

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019