“Duta Muda ASEAN Indonesia adalah wajah Indonesia di hadapan para pemuda ASEAN. Tunjukkan wajah pemuda Indonesia yang cerdas, kritis, namun tetap konstruktif,” kata dia, dalam acara Malam Final Pemilihan Duta Muda ASEAN Indonesia 2019 di Jakarta, Senin malam.
Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan pemilihan Duta Muda ASEAN Indonesia untuk keempat kalinya pada 2019 ini. Tiga orang pemenang telah dipilih dari 20 finalis yang telah lolos seleksi. Mereka adalah M Iqbal Darmawan mewakili Provinsi Jawa Timur di posisi pertama, Jeanne Sanjaya mewakili Provinsi DKI Jakarta di posisi kedua, dan Lukas Norman Kbarek mewakili Provinsi Papua berhasil lolos di posisi ketiga.
Marsudi berharap agar para wakil generasi muda Indonesia di ASEAN ini juga dapat menjadi duta perdamaian dan menjaga serta menyebarkan dialog kerja sama dan nilai-nilai saling menghormati. Mereka didorong untuk menggunakan teknologi dan media sosial, yang begitu dekat dengan generasi muda, untuk menyebarkan paham toleransi dan perdamaian.
Juga baca: Menlu: Indonesia selalu ingin aktif dalam penyelesaian masalah dunia
Juga baca: Menlu dorong generasi millennial jadi agen perdamaian, pembangunan
Juga baca: Komisi I minta anggaran pendapatan staf lokal perwakilan RI dinaikkan
Selama dua tahun ke depan para duta muda akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan ASEAN.
Dalam kurun waktu dua tahun tersebut, Retno juga berharap para duta muda dapat mempromosikan identitas ASEAN di Indonesia.
“ASEAN yang saat ini berusia 52 tahun telah memberi kontribusi signifikan untuk stabilitas dan perdamaian di Asia Tenggara,” ucapnya. Oleh karena itu, dia mendorong Duta Muda ASEAN Indonesia untuk mendekatkan ASEAN ke masyarakat Indonesia agar peluang yang telah tercipta dapat dimanfaatkan bersama.
Sebelum memasuki babak final, para peserta telah diseleksi dari 1.031 pendaftar menjadi 20 finalis yang kemudian berkompetisi di atas panggung. Mereka pun mengikuti malam seleksi final yang melibatkan lima orang juri, yakni Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Cecep Herawan, Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Wulan Tilaar, dan Kepala Pusat Studi ASEAN dari LSPR, Yuliana Prasetyawati.
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019