Jakarta, (ANTARA News) - Operator seluler PT Telkomsel mencatat jumlah pelanggan hingga akhir Juli 2008 mencapai 55 juta nomor, tumbuh sekitar delapan juta nomor dari akhir tahun 2007 yang mencapai 47,89 juta nomor. "Pertumbuhan jumlah pelanggan didorong semakin luasnya jangkauan dan jaminan kualitas jaringan layanan Telkomsel," kata Dirut Telkomsel, Kiskenda Suriahardja, di Jakarta, Jumat. Ia menjelaskan, meski perang tarif antar operator seluler terjadi, tetapi Telkomsel tetap berorientasi membangun infrastruktur hingga ke daerah-daerah terpencil. "Demi "merah putih", Telkomsel akan terus mengutamakan pembangunan infrastruktur yang lebih luas, sehingga bisa membantu pemerintah mengatasi kesenjangan digital di berbagai daerah," kata Kiskenda. Menurut dia, meski terdapat peningkatan jumlah pelanggan, namun pendapatan dari layanan pascabayar Kartu Halo selama semester I 2008 turun 10 persen menjadi Rp2,2 triliun dari periode yang sama 2007 sebesar Rp2,45 triiun. Penurunan pendapatan pascabayar itu juga diikuti penurunan rata-rata pemakaian pulsa per pelanggan (ARPU) per bulan Halo menjadi menjadi Rp224.000 per bulan dari sebelumnya Rp265.000 per bulan. Secara keseluruhan, layanan Telkomsel (ArpuBlended) turun 19 persen menjadi Rp63.000 per bulan dari Rp78.000 per bulan. "Penurunan pendapatan tersebut sebagai konsekuensi penurunan tarif, setelah pemerintah mengumumkan penurunan tarif interkoneksi berbasis biaya," katanya. Ia menjelaskan akibat penurunan tarif mengakibatkan jumlah trafik komunikasi meningkat, namun pendapatan dari layanan suara (voice) turun hingga 15 persen, sedangkan pendapatan dari layanan pesan singkat (SMS) turun 26 persen. "Penurunan pendapatan dari layanan prabayar Simpati relatif tidak besar karena ada elastisitas pengguna karena turunnya tarif," kata Kiskenda. Selain akibat tarif, penurunan pendapatan Telkomsel juga dipicu tingginya biaya pemasaran produk. "Setiap tahun perusahaan harus mengalokasikan 3-4 persen dari total revenue untuk marketing," katanya. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008