New York, (ANTARA News) - Harga minyak jatuh pada Kamis waktu setempat atau Jumat pagi WIB, sehari setelah "rally" dengan kekuatan penuh, menyusul lebih rendahnya perkiraan pertumbuhan ekonomi AS yang memicu kekhawatiran baru tentang permintaan energi global. AFP melaporkan, kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman September merosot 2,69 dolar AS menjadi ditutup pada 124,08 dolar AS per barrel. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September jatuh 3,12 dolar AS menjadi mantap pada 124,73 dolar AS. Departemen Perdagangan AS melaporkan pertumbuhan tahunan ekonomi terbesar dunia itu dalam kuartal kedua hanya mencapai 1,9 persen, melaju lebih cepat dari angka revisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama 0,9 persen. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua itu lebih rendah dari ekspektasi pasar 2,3 persen. Ditambah lagi, departemen merevisi pertumbuhan kuartal pertama turun 0,1 persen poin dari 1,0 persen menjadi 0,9 persen, dan menurunkan pertumbuhan kuartal keempat 2007 menjadi 0,2 persen berkontraksi dari estimasi sebelumnya naik 0,6 persen. Itu untuk pertama kalinya ekonomi AS telah merosot ke dalam garis merah sejak resesi 2001. Para pedagang mengatakan, penurunan harga minyak mencerminkan berkurangnya permintaan energi di Amerika Seikat. "Itu jelas bahwa konsumsi sedang melambat" sebagai respon terhadap melemahnya kondisi ekonomi, kata Antoine Halff, seorang analis di Newedge Group. Harga minyak mentah telah jatuh 23 dolar AS sejak mencapai rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada 11 Juli di tengah kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi AS, konsumen minyak terbesar dunia. Namun, pada Rabu harag minyak telah naik lebih dari empat dolar AS di tengah berita mengejutkan penurunan cadangan bensin AS dan sebuah guncangan pengumuman oleh Perdana Menteri Israel Ehud Olmert bahwa ia akan mengundurkan diri pada September, salah satu pemain pembuat upaya perdamaian di Timur Tengah. "Momentum masih cenderung menurun, meski kemarin untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua pekan pasar ditutup di atas kisaran hari sebelumnya," kata Nimit Khamar, seorang analis broker minyak Sucden di London. Dalam laporan mingguan cadangan energi AS pada Rabu, Departemen energi AS (DoE) mengatakan cadangan bensinnya merosot 3,5 juta barrel dalam pekan yang berakhir 25 Juli, berlawanan dengan perkiraan pasar naik 400.000 barrel. Sementara cadangan minyak mentah AS turun 100.000 barrel dalam dua penurunan dua pekan berturut-turut, namun penurunan tersebut lebih rendah daripada konsensus perkiraan 1,25 juta barrel. "Dalam opini kami laporan itu secara keseluruhyan `mixed`," kata Khamar. " Para pelaku pasar memutuskan untuk menemparkan kembali uangnya ke dalam pasar setelah stok bensin AS turun 3,5 juta barrel." Ketegangan geopolitik kembali menguat setelah Olmert menyatakan akan mengundurkan diri di tengah skandal suap, membuka jalan untuk para joki politik di dalam Partai Kadima. Menteri transportasi Shaul Mofaz, seorang mantap kepala pertahanan, tampaknya akan menjadi pesaing terkemuka untuk mengambilalih pimpinan Kadima. "Itu akan mengulang kembali peristiwa beberapa pekan lalu, ketika ketegangan dengan Iran disana memuncak, karena ia (Mofaz) yang mengatakan bahwa konflik dengan Iran `todak dapat dihindarkan`, kata Mike Fitzpatrick dari MF Global. Phil Flynn, seorang analis Alaron Trading, juga mencatat harga minyak mendapat dorongan pada Rabu karena Olmert mengundurkan diri. "Ia di bawah tuduhan korupsi dan ini mendorong para pedagang mencemaskan sebuah perubahan kepemimpinan yang akan mendorong peperangan dengan Iran," kata Flynn. Pasar minyak berhenti untuk "rebound" kata Menteri Perminyakan Libya Shukri Ghanem kepada AFP, Kamis. "Kami mengikuti perkembangan harga dengan seksama .... namun kami pikir mereka akan rebound," kata dia Libya adalah salah satu anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), kartel yang memasok 40 persen dari minyak dunia.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008