Jakarta (ANTARA News) - Ulama besar Iran Ayatollah Mohammad Ali Taskhiri menegaskan bahwa penyebab utama kekacauan dan konflik di dunia Islam adalah faktor dari luar (eksternal).Taskhiri mengemukakan hal itu di sela-sela Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim (ICIS) III di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, saat ditanya mengenai akar konflik di sejumlah negara Islam."Sebab utama dan terbesar munculnya konflik di dunia Islam adalah faktor eksternal atau pihak barat. Kita bisa melihat ke abad 19 ketika negara-negara barat menjajah negara-negara muslim dan menguras sumber daya alam serta meninggalkan rakyat muslim tetap bodoh," katanya dalam bahasa arab melalui penerjemah. Kemudian, lanjutnya, pasca-kemerdekaan ternyata para penjajah itu juga tidak serta merta mencabut pengaruhnya dengan tetap mencampuri urusan dalam negeri negara-negara tersebut entah dari segi politik maupun ekonomi. "Akibatnya faktor eksternal tetap berperan penting dalam konflik," ujarnya. Namun, kata Taskhiri, hal itu juga disebabkan oleh keluguan dan kebodohan bangsa-bangsa Islam yang menerima begitu saja semua pengaruh itu. Hal senada juga dikemukakan oleh ulama dari Somalia Ali Mahmoud Hassan, yang menyoroti ketidakpedulian bangsa barat terhadap konflik Palestina. Akan tetapi selain faktor eksternal, Hassan juga menilai faktor internal memiliki peran penting dalam berkembangnya konflik di sejumlah negara Islam. "Antar negara-negara muslim pada umumnya tidak mempunyai kesamaan pandangan atau kesatuan langkah sehingga tiap-tiap negara berjalan sendiri-sendiri, sesuai dengan kepentingan negaranya masing-masing," ujarnya. Selain itu, lanjutnya, pada umumnya lembaga agama di negara muslim tidak memperoleh dukungan dari pemerintahnya sehingga tidak berkembang. ICIS III yang dihadiri sekitar 300 peserta, 200 di antaranya dari dalam negeri dan 150 dari luar negeri, membahas mengenai akar permasalahan konflik-konflik yang terjadi di sejumlah belahan dunia. Menurut Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi ICIS III yang diselenggarakan 29 Juli hingga 1 Agustus telah diselenggarakan untuk ketiga kalinya dan bertujuan membantu menyelesaikan sejumlah konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia melalui diskusi yang melibatkan pihak-pihak yang berkonflik dan sejumlah cendekiawan muslim. "ICIS tidak berambisi menyelesaikan konflik itu. Tujuan utama kesamaan visi dan pandangan. Setiap yang memandang selama ini didahului kepentingan. Agar Islam bisa menata diri dan tidak masuk ke area konflik," kata Hasyim.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008