Surabaya (ANTARA News) - PT Lapindo Brantas dalam waktu dekat akan melakukan survei seismik 2 D (dimensional) di area 3 dan 4 blok Brantas-Selat Madura untuk mengetahui seberapa besar kandungan mineral atau gas alam yang ada di dua kawasan tersebut. Exploration Manager PT Lapindo Brantas Iwan Sumantri dalam paparannya pada rapat sosialisasi survei seismik 2 D di kantor Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Jatim, Kamis menyampaikan, untuk mempermudah proses survei, dalam waktu dekat Lapindo akan melakukan peninjauan lokasi dan perhitungan lajur yang akan dilewati peralatan survei streamer. "Ini dikarenakan kawasan Selat Madura merupakan jalur padat atau banyak aktifitas manusia. Beberapa kegiatan seperti pelayaran, nelayan, rumpon dan kegiatan latihan TNI AL berada di kawasan tersebut," katanya.Ia menimpali, "Selain itu, di daerah itu juga terdapat pipa gas bawah laut EJGP. Oleh karena itu, dibutuhkan perhitungan dan sosialisasi yang matang sehingga dalam pelaksanaan survei tidak ada kendala." Menurut dia, semua sudah diperhitungkan, dan pihaknya akan segera menyosialisasikan secepatnya. Khusus warga nelayan yang sangat mengandalkan Selat Madura sebagai lokasi pencarian ikan, Lapindo sudah memperhitungkan dan akan mengganti seluruh kerugian selama nelayan tidak melaut. "Kami akan membicarakan semua kerugian mereka, karena prinsipnya tidak boleh ada masyarakat yang dirugikan dalam kegiatan ini," tuturnya. Ahli Geologi PT Lapindo Brantas, Sunu Hadi mengatakan, variasi kedalaman laut di daerah survei 2 D dimulai dari titik 0-73 meter dengan lebar 55 km dan panjang 150 km. Peralatan yang digunakan adalah satu kapal survei dan tiga speed boat. "Di belakang kapal survei ada kabel streamer sepanjang 6 km pada kedalaman 5 meter. Kabel ini yang nantinya menangkap sinyal dari dalam laut. Digunakannya peralatan Air gun, karena tidak menimbulkan suara yang keras dan tidak menggunakan bahan peledak tetapi hanya dengan dorongan udara," tuturnya. Ia menambahkan, karena mempengaruhi kesuksesan survei, maka kabel ini tidak boleh dipotong oleh kapal/perahu yang melintas. Selain dapat memutuskan kabel, suara mesin perahu/kapal yang melintas akan sangat mengganggu mutu data seismik. "Dua kapal kecil akan kami tempatkan di ujung kabel, untuk memperingatkan jika ada kapal atau perahu yang akan melintas," ujarnya. Dikatakannya, biaya survei ini cukup besar, kurang lebih 5 juta dolar AS yang semua biaya tersebut sepenuhnya ditanggung investor. Dalam investasi eksplorasi minyak dan gas bumi ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tingkat keberhasilan. Diantaranya survei seismik dan dana. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008