Surabaya (ANTARA News) - Novel dengan seting cerita sejarah berjudul, "Saksi Mata" karya Suparto Brata diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh seorang peneliti sosial dengan spesifikasi kajian perang dunia. "Novel ini berbahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia tahun 2001 dengan tebal sekitar 400 halaman", kata Suparto, yang dikenal sebagai pengarang sastra Jawa itu kepada ANTARA News di Surabaya, Rabu. Penerima penghargaan sastra Asia Tenggara dari kerajaan Thailand tersebut mengemukakan, novel dengan seting sejarah zaman Jepang itu, diterjemahkan oleh Marije Plomp dengan judul, "De Gentlement-Bandiet" tahun 2008. "Karena dijadikan kajian sosial oleh peneliti perang dunia yang meneliti situasi perang dunia antara tahun 1930 hingga tahun 1960, maka novel Saksi Mata digabung dengan naskah lain sebagai bahan perbandingan," katanya. Marije Plomp membandingkan penderitaan masyarakat di zaman penjajahan Jepang di Indonesia dengan kawasan lainnya. "Meskipun tidak murni diterjemahkan sebagai karya novel, saya senang karena karya saya mendapatkan perhatian dari masyarakat luar negeri. Mudah-mudahan karya sastra juga demikian," katanya. Suparto Brata yang lahir di Surabaya, 27 Februari 1932 itu sudah menghasilkan buku karya fiksi, seperti, "Aurora", "Dom Sumurup ing Banyu", "Saksi Mata", "Gadis Tangsi", "Kerajaan Raminem", "Mahligai di Ufuk Timur" dan "Saputangan Gambar Naga". (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008