Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan bahwa hotspot atau titik panas di Kalimantan dan Sumatera hingga saat ini masih tinggi meski kedua pulau tersebut sudah mencatatkan musim hujan.
"Hotspotnya masih tinggi," kata Kasubdit Analisis Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan hingga 13 Oktober kemarin, BMKG masih menemukan hingga 1.792 titik panas di Palembang, Sumatera Selatan, dalam total 10 hari terakhir pemantauan.
Baca juga: Menteri LHK: Titik panas turun drastis
Baca juga: Di sejumlah daerah BNPB sebutkan titik panas kembali naik
"Jadi kumulatif 10 hari terakhir, hotspot di Palembang paling banyak untuk 10 hari terakhir ini," katanya.
Kemudian di Kalimantan Tengah masih terdapat 1.305. Sementara di Kalimantan Selatan dan daerah lainnya tercatat masih ada 300 lebih titik panas.
Sedangkan di Jambi sebanyak 743. Titik-titik panas tersebut adalah titik panas baru dalam pemantauan 10 hari terakhir.
Meski demikian, titik panas tersebut, katanya, belum semuanya dipastikan sebagai kebakaran hutan.
Baca juga: Titik panas di Sumatera Selatan melonjak capai 610 hotspot
Baca juga: Titik panas di Sumatera Selatan tetap muncul meski sudah hujan
"Jadi hotspot itu belum tentu semuanya adalah kebakaran hutan karena hotspot itu adalah indikator temperatur yang tinggi sekali di suatu wilayah," ujarnya.
Namun demikian, ia tidak menutup kemungkinan bahwa titik panas tersebut sangat berkorelasi dengan kebakaran hutan, terutama di Wilayah Sumatera dan Kalimantan.
"Kalau hotspot di Wilayah Sumatera dan Kalimantan enggak jauh, yang pasti sangat berkaitan dengan kebakaran hutan," ujarnya.
Baca juga: Kalbar dan Kalteng penyumbang hotspot terbesar, sebut BNPB
Baca juga: LAPAN wilayah Sulsel: Terpantau ada 3.296 hotspot karhutla
Pewarta: Katriana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019