Kami memandang sejujurnya industri asuransi itu merupakan industri yang tahan bantingJakarta (ANTARA) - Industri asuransi di Indonesia akan menjadi salah satu industri yang diperkirakan tangguh dan tahan banting saat menghadapi risiko resesi global pada tahun depan.
"Kami memandang sejujurnya industri asuransi itu merupakan industri yang tahan banting. Indonesia pernah mengalami dan berhasil melewati beberapa resesi, namun yang namanya industri asuransi terus maju dan tidak terpengaruh," ujar Sharia, Government Relations & Community Investment Director PT Prudential Life Assurance, Nini Sumohandoyo kepada ANTARA di Jakarta pada Senin.
Nini menilai bahwa pihaknya sangat optimistis terkait pertumbuhan industri asuransi di Indonesia pada tahun depan, kendati dibayang-bayangi risiko resesi global.
Baca juga: Ciptakan iklim asuransi yang sehat, industri asuransi dihimbau tidak perang tarif AJK
Kendati demikian, menurut dia, hal yang terpenting dalam mendorong pertumbuhan asuransi di Indonesia yakni edukasi yang tepat sasaran.
"Yang pertama kali dilakukan yakni literasi keuangan yang dilakukan dengan cara yang relevan terhadap masyarakat, karena kalau tidak nantinya mereka tidak akan tertarik," katanya.
Nini memandang bahwa pertumbuhan asuransi di Indonesia cukup baik, akan tetapi penetrasinya masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Dengan demikian pekerjaan rumah tersebut tidak hanya dilakukan oleh industri, namun juga bersama regulator, pemerintah, asosiasi dan para pemangku kepentingan lainnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo memperingatkan dunia usaha mengenai potensi resesi ekonomi yang dapat terjadi pada 1-1,5 tahun yang akan datang, lantaran masih adanya tekanan eksternal berupa perang dagang AS dan China yang masih terus berjalan.
Presiden mengatakan bahwa situasi ekonomi dunia saat ini penuh ketidakpastian dan beberapa negara bahkan sudah masuk dalam proses resesi ekonomi.
Maka dari itu dunia usaha di Indonesia harus mempersiapkan diri agar tidak terkena dampak dan bahkan dengan situasi seperti itu kalau bisa mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada, sehingga menguntungkan Indonesia.
Baca juga: INDUSTRI ASURANSI: BPPDAN dorong peralihan metode deterministik ke stokastik
Baca juga: Pelaku industri asuransi soroti tingginya biaya akuisisi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019