Denpasar (ANTARA News) - Sekira 150 tukik (anak penyu) menetas di Segara Sanur, kawasan Pantai Sanur, Bali, menjelang penyelenggaraan Sanur Village Festival (SVF) ke-3 yang dijadwalkan berlangsung pada 6-10 Agustus 2008. Proses penetasan dan pengembangbiakan tukik yang jarang bisa disaksikan tersebut mendapat perhatian wisatawan mancanegara yang berada di Pantai Segara, Sanur. "Ini menjadi pertanda baik menjelang acara pembukaan SVF. Pertanda baik juga bagi pelestarian alam sesuai tema kegiatan kita `Going to Green`," Kata Ketua Panitia SVF, Ida Bagus Sidartha Putra di Sanur, Kamis. Ia mengatakan, sebelum tahun 1980-an sepanjang Pantai Sanur dengan hamparan pasir putih memanjang, menjadi habitat penyu yang banyak membuat "sarang" untuk bertelur. Seiring berkurangnya pohon pandan di sepanjang Pantai Sanur, jumlah penyu yang bertelur di kawaan tersebut pun berkurang. "Hingga kini masih tetap ada penyu yang bertelur di sepanjang Pantai Segara hingga Pantai Serangan, namun jumlahnya tidak sebanyak dulu," katanya. Melalui SVF tahun ini, pihaknya ingin mengangkat isu penyelamatan lingkungan melalui tema "Going to Green". Sejumlah kegiatan pelestarian alam juga akan digelar, mulai penanaman terumbu karang hingga pemilahan sampah. Sehubungan ditemukannya telur penyu yang menetas, nantinya juga dijadwalkan acara khusus pelepasan tukik tersebut saat SVF berlangsung. "Kami ingin mengajak semua pihak untuk berperan dalam penyelamatan hewan langka. Jika dulu Bali dikenal sebagai pembantai penyu, kini kita ingin menjadi penyelamat hewan yang makin langka ini," ucapnya. Komang Sumadi, pemilik Kafe Spirit di Pantai Segara yang mengevakuasi tukik tersebut, mengaku sangat senang bisa menyaksikan proses penetasan tukik-tukik itu. Ia menceritakan banyak orang yang terlibat dalam evakuasi tukik dari timbunan pasir di pantai tersebut. "Banyak wisatawan asing yang ikut menyaksikan, bahkan mereka mengatakan hal tersebut sebagai keajaiban," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008