Bojonegoro (ANTARA News) - Tumpukkan batu bata yang terpendam di dalam tanah di Desa Jampet, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, diperkirakan merupakan benda peninggalan jaman Kerajaan Majapahit, sekitar abad XIV.
Batu bata yang ditemukan di daerah penghasil minyak dan gas Blok Cepu itu dinyakini merupakan peninggalan bersejarah, karena di dekat daerah itu yakni kecamatan Ngasem memang merupakan situs, kata Kasie Sejarah Nitra dan Muskala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro, Dari Suprayitno, Kamis.
Bahkan menurut Dari, di daerah itu banyak ditemukan benda peninggalan sejarah mulai batu bata, hingga benda kuno lainnya dan menjadi sering menjadi sasaran para pemburu benda-benda kuno.
Dari mengaku baru mendapatkan laporan penemuan batu bata kuno itu hari ini dan pihaknya secepatnya akan mengecek ke lapangan.
Tumpukkan batu bata tersebut ditemukan Herry, warga Desa Wadang, Kecamatan Ngasem yang sedang mencari benda kuno sepekan lalu. Batu bata yang ukurannya lebih besar sedikit dibandingkan batu bata sekarang ini, ditemukan tertimbun di rumah seorang warga.
Adanya temuan itu, sempat ditinjau Arkeolog dari Universitas Udayana Bali.
Berdasarkan perkiraan arkeolog, Nunung Dianawati, batu bata yang masih tertimbun tanah tersebut bekas tangga atau tapal batas di jaman kerajaan Majapahit pada abad XIV-XV.
Namun Dari Suprayitno berpendapat, tumpukan batu bata tersebut merupakan bekas pemukiman di jaman kerajaan Majapahit. Sebab, batu bata dengan jenis yang sama juga pernah ditemukan di kawasan api abadi Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem serta situs Mlawatan di Kecamatan Kalitidu.
Batu batu di situs Mlawatan dan situs Kahyangan Api higgga sekarang ini masih belum dilakukan ekskavasi atau penggalian. Menurut Dari Suprayitno, penggalian purbakala bukan menjadi kewenangannya, tetapi langsung ditangani Pemerintah Pusat.
"Dan lagi penggalian purbakala, membutuhkan biaya yang besar", katanya menambahkan.
Disamping masih dibiarkan di lokasi, batu bata di situs Mlawatan juga dibiarkan, sehingga di dua kawasan itu sering menjadi ajang perburuan para pemburu benda purbakala.
Di kawasan Ngasem, katanya, pihaknya sering menerima kabar adanya temuan benda bersejarah, mulai perhiasaan emas, seperti jamang, juga benda-benda pusaka. "Tetapi benda bersejarah tersebut raib ,karena dijual pencari benda-benda kuno," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008