Paris (ANTARA) - Prancis pada Senin mengatakan pihaknya sedang mengambil langkah untuk memastikan keselamatan militer dan personel sipil mereka di Suriah Timur Laut, saat Amerika Serikat mulai menarik pasukannya dari daerah tersebut menyusul serangan Turki terhadap milisi Kurdi.

Prancis menjadi salah satu sekutu utama koalisi pimpinan AS dalam melawan ISIS di Suriah dan Irak, dengan pesawat tempur mereka di gunakan untuk menyerbu sasaran dan pasukan khususnya di lapangan berkoordinasi dengan petempur Kurdi dan Arab.

AS mengumumkan pada Minggu (13/10) bahwa Washington mulai membawa pulang sekitar 1.000 pasukan dari Suriah Utara, sebuah proses yang pejabat AS katakan kepada Reuters dapat memakan waktu berhari-hari..

"Sejumlah langkah akan diambil dalam beberapa jam ke depan guna memastikan keselamatan militer dan personel sipil Prancis di zona tersebut, yang merupakan bagian dari koalisi internasional yang memerangi ISIS dan aksi kemanusiaan," kata Kepresidenan Prancis dalam satu pernyataan seusai rapat kabinet soal pertahanan darurat.

Sejumlah pejabat Prancis sebelumnya mengatakan bahwa penarikan pasukan AS akan memaksa mereka untuk ikut angkat kaki, mengingat ketergantungan mereka terhadap dukungan logistik AS.

Sumber diplomatik kawasan mengatakan kepada Reuters, Kamis, bahwa Paris sedang bersiap menarik ratusan pasukan khususnya. Mereka beroperasi erat dengan pasukan pimpinan Kurdi, yang kini menjadi sasaran serangan Turki di Suriah utara. Sementara itu, pekerja bantuan Prancis juga berada di zona tersebut.

Sumber: Reutes

Baca juga: Prancis perintahkan aksi militer di Suriah bersama Amerika Serikat dan Inggris

Baca juga: Prancis pertimbangkan ikut bom ISIS dari udara

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019