Tokyo (ANTARA News) - Indonesia berharap mendapatkan jatah bea siswa yang lebih banyak dari Pemerintah Jepang, menyusul rencana Negeri Sakura itu untuk menerima sekitar 300.000 pelajar dari mancanegara setiap tahunnya hingga tahun 2020.
Atase Pendidikan KBRI Tokyo Profesor Edison Munaf di Tokyo, Rabu, mengemukakan hal itu, mengingat keinginan Jepang untuk menjadikan negaranya lebih terbuka lagi bagi dunia.
Saat ini, pemerintah Jepang hanya menerima sekitar 118.500 pelajar asing setiap tahunnya, sedangkan pelajar dari Indonesia yang menerima beasiswa dari pemerintah Jepang jumlahnya sekitar 100 pelajar hingga 120 pelajar setiap tahunnya.
Total jumlah pelajar Indonesia sendiri di Jepang, baik yang menerima bea siswa dari Jepang, biaya sendiri ataupun instansi lainnya tercatat sebanyak 1.800 pelajar.
Peningkatan hampir tiga kali lipat jumlah penerimaan pelajar asing dengan bantuan bea siswa Jepang itu merupakan kebijakan gabungan dari enam kementerian yang menginginkan terciptanya peningkatan daya saing internasional di antara universitas-universitas Jepang dengan para mahasiswa top dari luar Jepang.
Menurut Edison Munaf, wajar saja jika Indonesia berharap ada peningkatan juga bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan studinya di Jepang, terlebih tahun ini Indonesia dan Jepang memperingati 50 tahun hubungan persahabatan kedua negara.
Agar hubungan persahabatan kedua negara tetap kuat di masa mendatang, katanya, maka kerja sama pendidikan dengan menerima pelajar Indonesia lebihb banyak lagi merupakan salah satu pilar yang perlu mendapat perhatian Jepang.
"Kita mengharapkan agar kuota pelajar Indonesia ke Jepang juga ditambah menjadi dua kali lipat menjadi 200 atau 250 orang setiap tahunnya," kata mantan Pembantu Rektor I Universitas Andalas Padang itu.
Menurut Edison, yang juga pernah belajar di Universitas Nagoya, masa depan hubungan kedua negara salah satunya bergantung pada generasi mudanya, sehingga permintaan memperbesar jumlah beasiswa bagi pelajar Indonesia merupakan hal yang wajar.
Kebijakan itu disusun menyusul pidato awal tahun mengenai kebijakan PM Jepang. Saat itu Yasuo Fukuda menginginkan agar jumlah pelajar asing di Jepang meningkat menjadi 300.000 orang. Enam kementerian lantas sibuk untuk menyiapkan anggaran dan berbagai kebijakan persiapan lainnya.
Tokyo kini sibuk untuk menyeleksi sekitar 30 universitas yang bisa menerima mahasiswa asing tersebut, dan juga menyediakan kemudahan prosedur imigrasi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008