Jakarta (ANTARA) - Pakar isu Asia Tenggara asal Indonesia Dr Sukawarsini Djelantik memberi kuliah umum dalam sebuah seminar bertajuk "ISIS dan Ancaman Keamanan: Peran Pejuang Asing" di Fakultas Studi Internasional University of Jordan di Amman.

Sukawarsini, pengajar program studi Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan, membahas penyebaran ideologi ISIS di negara-negara kawasan Asia Tenggara dalam seminar yang dihadiri oleh Menteri Pemuda Yordania Muhammad Abu Ruman serta 100 mahasiswa di Amman, kata Kedutaan Besar RI untuk Yordania dalam siaran tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Indonesia luncurkan Dialog Kemanusiaan dengan Yordania

Dalam seminar yang berlangsung pada Rabu (9/10/2019), Sukawarsini menjelaskan ideologi ISIS memiliki kemiripan dengan paham Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), organisasi garis keras di Indonesia yang berkembang pada periode 1949–1962.

"Ideologi ISIS yang menginginkan berdirinya Daulah Islamiyah (negara Islam), memiliki kemiripan dengan ideologi DI/TII yang sudah muncul sebelum lahirnya Republik Indonesia. Dengan kondisi geografik kawasan yang terbuka, ASEAN harus memiliki kerja sama perbatasan yang kuat untuk mencegah masuknya kelompok radikal simpatisan ISIS maupun penyebaran ideologinya," jelas Dr Sukawarsini.

Sukawarsini merupakan satu dari beberapa pengajar/peneliti asal Indonesia yang meneliti penyebaran ideologi ISIS di kawasan Asia Tenggara. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Sukawarsini telah menerbitkan dua artikel ilmiah tentang penyebaran ideologi ISIS pada beberapa jurnal internasional. Selain itu, Sukawarsini juga menerbitkan beberapa tulisan ilmiah terkait terorisme dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.

Pakar isu Asia Tenggara asal Indonesia Dr Sukawarsini Djelantik (kiri) menyampaikan kuliah umum di hadapan pejabat negara Yordania serta 100 mahasiswa University of Jordan, Amman, Rabu (9/10/2019). (ANTARA/HO/KBRI Amman)

Dalam seminar itu, Menteri Muhammad Abu Ruman menyampaikan bahwa generasi muda di Yordania masih cukup rentan terpapar ideologi ISIS.

"Berbeda dengan Alqaida yang merekrut anggotanya secara sembunyi-sembunyi dan terbatas, ISIS merekrut melalui sosial media, secara masif memasuki rumah-rumah tanpa halangan," kata Ruman.

Baca juga: Indonesia-Yordania dorong kerja sama dukung perjuangan Palestina

Oleh karena itu, menurut dia, keluarga memiliki peran penting untuk mencegah anak-anak muda di Yordania terpapar paham radikal.

Kuliah umum yang disampaikan oleh Sukawarsini merupakan salah satu kerja sama yang diinisiasi oleh KBRI Amman dengan Universitas Katolik Parahyangan di Bandung dan University of Jordan.

Duta Besar Indonesia untuk Yordania Andy Rachmianto mengatakan kuliah umum dari dosen tamu asal Indonesia merupakan salah satu program people-to-people contact (hubungan antarmasyarakat) dari KBRI di Amman.

Baca juga: Indonesia-Yordania tingkatkan kerja sama penanggulangan terorisme

“Kuliah tamu merupakan salah satu upaya KBRI Amman menjembatani hubungan people-to-people antara Indonesia dan Yordania di bidang akademik. Selain menjadi sarana pertukaran informasi, kegiatan semacam ini diharapkan dapat mendorong kerja sama pendidikan institusi pendidikan kedua negara yang lebih luas dan saling menguntungkan," terang Dubes Andy.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019