Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla menyatakan profesi loper sebagai pahlawan informasi karena mengantarkan informasi kepada para pembacanya. "Kalau guru sering disebut pahlawan tanpa tanda jasa, maka loper adalah pahlawan informasi, karena telah mengabdi pada pembacanya, kepada bangsanya dengan mengantarkan informasi," kata Wapres M Jusuf Kalla pada saat menghadiri "Loper`s Day" di pantai Karnaval Ancol, Jakarta, Rabu. Menurut Wapres, pekerjaan sebagai loper koran merupakan pekerjaan mulia karena telah mengantarkan informasi kepada masyarakat pembacanya. Koran, tambah Wapres telah memberikan hal sangat berharga yakni informasi. Karena itu Wapres meminta media bisa memberikan informasi yang kritis obyektif dan memberikan optimisme kepada bangsa. "Tanpa optimisme bangsa ini tidak bisa bergerak," kata Wapres dihadapan puluhan ribu loper se Jabotabek. Wapres mengaku setiap pagi selalu membutuhkan layanan dua orang. Pertama, sang isteri Ny Mufidah yang selalu membuatkan teh. Sedangkan yang kedua adalah loper yang membawakan koran untuk dibaca. "Tanpa loper yang bawakan koran tiap hari, teh yang saya minum kurang terasa nikmat," kata Wapres. Wapres menjelaskan wartawan boleh hebat, bahkan koran boleh punya nama besar namun tanpa peran loper koran tidak akan ada artinya apa-apa. Karena itu Wapres menghimbau perusahaan media masa bisa memberikan penghargaan yang layak kepada para loper. "Loper berkarya, bangsa membaca," kata Wapres yang disambut tepuk tangan meriah. Sebelumnya Ketua Umum Yayasan Loper Indonesia Laris Naibaho mengatakan kegiatan kali ini dilakukan untuk memberikan kebahagiaan kepada seluruh loper. "Loper Indonesia adalah jembatan untuk meningkatkan minat baca bangsa. Karena itu kami juga menginginkan pengakuan profesi," kata Laris dengan penuh semangat. Dalam kesempatan itu ia mengaku jumlah pekerja loper se-Jabodetabek yang hadir dalam acara ini sebanyak 50 ribu orang. Acara Loper`s Day berlangsung selama sehari dan dimeriahkan panggung gembira.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008